suku bunga

Harga Emas Hari Ini, 31 Oktober 2023, Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global turun US$ 9,85 ke US$ 1.996,18 per troy ons pada perdagangan awal pekan kemarin. Aksi profit taking menjadi pemicu penurunan, di tengah penantian pelaku pasar atas kebijakan suku bunga The fed terbaru minggu ini. Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan aksi profit taking semakin terlihat sebab indeks dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tajam kemarin. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif, artinya ketika dolar AS turun harga emas cenderung naik. Penurunan emas begitu juga dengan dolar AS menjadi indikasi adanya profit taking. Posisi emas yang tinggi serta kenaikan tajam tentunya membuat pelaku pasar mencairkan cuan dengan menjual posisi beli. Apalagi, di pekan ini ada pengumuman suku bunga bank sentral AS (The Fed) dan rilis data non-farm payrolls (NFP). “Sebelum pengumuman tersebut, aksi profit taking masih akan membayangi harga emas termasuk pada perdagangan sesi Asia Selasa hari ini. Selain itu, rilis data dari China serta pengumuman kebijakan moneter bank sentral Jepang juga akan mempengaruhi pergerakan,” Papar Monex dalam riset harian, Selasa (31/10/2023). Sebagai informasi, harga emas di pasar spot mencapai US$2,009.29 per ounce pada perdagangan hari Jumat (27/10) melampaui level US$2,000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Mei, karena investor berbondong-bondong mencari emas batangan yang aman. Emas sedang berkonsolidasi dan membangun basis untuk kenaikan lebih lanjut, tergantung pada geopolitik, kata analis StoneX Rhona O’Connell dalam sebuah catatan. Pedagang juga mencermati keputusan kebijakan bank sentral AS yang akan dirilis pada hari Rabu. Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, fokusnya akan tertuju pada komentar Ketua Jerome Powell. “Jika The Fed terdengar hawkish, maka kita akan melihat sedikit reaksi negatif dari emas,” kata Wyckoff. Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Harga perak di pasar spot naik 0,9% pada US$23,34. “Permintaan tenaga surya perak dapat terhambat oleh resesi di UE,” tulis analis Heraeus dalam sebuah catatan. “Harga perak biasanya mengikuti arah emas dalam resesi, meskipun para pedagang biasanya lebih memilih emas ketika menyeimbangkan emas yang merupakan aset safe-haven dan lebih banyak perak industri pada periode pertumbuhan yang lebih rendah. Akibatnya, harga perak diperkirakan akan berkinerja lebih buruk dari emas.” Platinum melonjak 3,1% menjadi US$931,96 dan paladium naik 0,3% menjadi US$1,125.65.

Harga Emas Hari Ini, 31 Oktober 2023, Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed Read More »

Harga Emas Hari Ini, 18 Oktober 2023, Peluang Menguat Jelang Sabda Terbaru Ketua The Fed

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini, Rabu (18/10/2023) akan berfluktuasi namun berpeluang ditutup menguat di tengah memburuknya situasi konflik Israel-Hamas, dan juga para investor bersiap untuk isyarat jalur kenaikan suku bunga AS dari Ketua The Fed Jerome Powell minggu ini. Tim riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas naik hampir US$3 pada perdagangan Selasa ke US$1.922,98 per troy ons. Pergerakannya terbilang volatil Selasa kemarin, berada dalam rentang US$1.912,32 – US$ 1.931,46 per troy ons. Perang di Gaza masih menjaga kinerja emas sebab permintaanya sebagai aset safe haven akan mengalami peningkatan. Monex melanjutkan, banyak analis kini melihat peluang emas bakal mencapai US$2.000 per troy ons jika konflik Israel dengan Hamas semakin tereskalasi. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan emas. Selain itu, tambah Monex, pelaku pasar juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi (gross domestic product/GDP) China pada pukul 9:00 WIB. Forecast di Trading Central menunjukkan GDP pada kuartal III-2023 tumbuh 4,6% year-on-year (YoY) lebih rendah dari kuartal sebelumnya 6,3% YoY. “Pelambatan ekonomi China bisa memicu kekhawatiran akan pelambatan ekonomi global, sehingga permintaan safe haven berpotensi meningkat. Artinya, jika GDP China dirilis lebih rendah dari forecast, Gold bisa mendapat sentimen positif pada perdagangan sesi Asia Rabu (18/10/2023),” papar monex dalam riset hariannya, Rabu (18/10/2023). Sebagai informasi, Presiden AS Joe Biden akan melakukan kunjungan penting ke Israel pada hari Rabu ketika krisis kemanusiaan di Gaza memburuk. Sampai ada semacam gencatan senjata atau deeskalasi, emas akan berada di atas kisaran US$1.900, kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins, dikutip Reuters. Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan keuangan, sejauh ini telah meningkat lebih dari 4% di bulan Oktober. Namun jika tidak ada peningkatan, potensi kenaikan emas lebih lanjut kemungkinan akan tetap terbatas karena penurunan suku bunga AS mungkin terjadi lebih lambat dari perkiraan, kata Commerzbank dalam sebuah catatan, mengulangi perkiraannya sebesar US$1.900 pada akhir Desember dan US$2.100 per ounce pada akhir tahun 2024. Pidato Powell pada hari Kamis nanti dapat memberikan lebih banyak pencerahan mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral AS setelah retorika dovish baru-baru ini dari beberapa pejabat Fed. Jika ada petunjuk bahwa The Fed akan mencapai akhir dari siklus kenaikan suku bunga, hal ini akan berdampak baik bagi emas, bahkan jika kita tidak segera melakukan penurunan suku bunga, Millman menambahkan.

Harga Emas Hari Ini, 18 Oktober 2023, Peluang Menguat Jelang Sabda Terbaru Ketua The Fed Read More »

Harga Emas Hari Ini Potensi Menguat Tersengat Konflik Israel-Hamas

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini, Senin (16/10/2023) diprediksi akan mengalami penguatan seiring dengan adanya sentimen konflik antara Israel dan Hamas yang dapat memompa harga logam kuning tersebut. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan Jumat, (13/10/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik US$58,50 atau 3,11% ke level US$1.941,50 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot naik 3,42% ke level US$1.932,82 per troy ounce. Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan, dengan absennya data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) pekan depan, sentimen utama  yang mempengaruhi kenaikan harga emas global masih terhadap perang Israel-Hamas. “Apabila perang memanas dengan serangan darat Israel, maka harga emas akan kembali naik oleh permintaan safe haven investor,” ujar Lukman kepada Bisnis dikutip Minggu, (15/10/2023). Lebih lanjut dia mengatakan, perang Israel-Hamas juga menyebabkan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Yield turun dan hal itu mendukung kenaikan harga emas. Mengacu data Investing, pada penutupan Jumat (13/10/2023), US Treasury Yield tenor 10 tahun terkoreksi 1,71% ke level 4,61%. “Harga emas diperkirakan akan kembali di atas US$1.900, dengan level support di US$1.850 dan resistance di US$1.950 per troy ounce,” pungkas Lukman. Adapun, pada perdagangan sesi sebelumnya, Kamis, (12/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 27 September pada awal sesi perdagangan. Adapun harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,2% pada US$1.883 per troy ounce setelah rilis data inflasi AS. Departemen Tenaga Kerja AS melapokan Indeks Harga Konsumen AS (CPI) September 2023 meningkat 0,4%, setelah kenaikan 0,3% pada bulan Agustus. Namun, harga konsumen secara tahunan telah turun dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022. Alhasil, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% dari kenaikan suku bunga pada Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang tecermin sebelum rilis laporan tersebut. Seperti diketahui, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih ditahan di level 5,25%-5,5% pada FOMC September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps sekali lagi ke level 5,75 hingga akhir tahun untuk menekan laju inflasi.

Harga Emas Hari Ini Potensi Menguat Tersengat Konflik Israel-Hamas Read More »

Harga Emas Hari Ini, Rabu (20/9/2023), Tunggu Putusan Fed

Bisis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak tipis jelang keputusan suku bunga Federal Reserve dan keputusan suku bunga bank-bank sentral utama lainnya minggu ini. Harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik 0,30 poin atau 0,02 persen menjadi US$1.953,70 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.958,90 dan terendah di US$1.950,90. Pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve selama dua hari pada September diadakan pada Selasa (19/9/2021) dan akan berakhir pada Rabu, dengan pengumuman setelah pasar tutup, seperti dikutip dari Antara. Investor sedang menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu waktu setempat. Para analis pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tetap stabil. “Pedagang emas terjebak dalam mode menunggu dan melihat (wait-and-see) karena bank-bank sentral akan mengirimkan penentu harga emas,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada keputusan suku bunga yang harus diambil oleh The Fed, Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Jepang (BoJ). Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun berada sedikit di atas level tertinggi Agustus, berpotensi siap untuk mencapai siklus tertinggi baru. Fokus bagi pedagang emas akan dimulai pada The Fed, tetapi kemudian dengan cepat beralih ke keputusan kebijakan BoE dan BoJ. Para pembuat kebijakan The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga ketika mereka bertemu pada 20 September, namun apa yang dikatakan Ketua Jerome Powell pada konferensi persnya pada Rabu akan diawasi dengan ketat sebagai petunjuk mengenai pemikiran The Fed untuk sisa tahun ini, terutama dengan adanya dua pertemuan kebijakan lagi yang dijadwalkan pada November dan Desember. Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pembangunan perumahan baru di AS secara keseluruhan anjlok 11,3 persen menjadi 1,283 juta unit pada Agustus, padahal para ekonom memperkirakan merosot ke angka 1,440 juta unit. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa unit perumahan milik swasta AS yang disahkan berdasarkan izin mendirikan bangunan pada Agustus berada pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,543 juta unit, 6,9 persen di atas tingkat revisi pada Juli sebesar 1,443 juta unit, tetapi 2,7 persen di bawah tingkat pada Agustus 2022 sebanyak 1,586 juta unit. Dala riset berbeda, Monex Investindo Futures melaporkan harga emas (XAUUSD) turun US$2,29 ke US$1.931,25 per troy ons pada perdagangan Selasa. Pergerakan emas juga cukup tipis menjadi indikasi pelaku pasar menanti pengumuman suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Sebelum The Fed, ada bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) yang akan mengumumkan suku bunga pada pukul 8:15 WIB. Forecast di Trading Central menunjukkan loan price rate tenor 1 tahun tetap sebesar 3,45 persen dan tenor 5 tahun sebesar 4,2 persen. “Tanpa ada kejutan dari PBoC, harga emas masih akan bergerak volatil menjelang pengumuman suku bunga The Fed. Pada perdagangan sesi Asia Rabu (20/9/2023) harga emas berpotensi turun,” papar Monex.

Harga Emas Hari Ini, Rabu (20/9/2023), Tunggu Putusan Fed Read More »

Harap Tenang, BI Perkirakan The Fed Undur Kenaikan Suku Bunga

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia memperkirakan, The Fed akan mengundur keputusan kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate. Mulanya, kenaikan suku bunga akan diterapkan pada kuartal III 2023, namun akan mundur menjadi pada kuartal IV 2023. Sebagai informasi, pada 19-20 September 2023, Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) yang merupakan rapat kebijakan dewan Bank Sentral AS yang dinakhodai Jerome Powell. Biasanya keputusan suku bunga akan diumumkan setelah rapat itu beserta dengan arah kebijakan moneternya ke depan. “Tadinya di kuartal III tapi sepertinya akan diundur ke kuartal IV,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking saat ditemui di Labuan Bajo, NTT, dikutip Minggu (10/9/2023). Arah kebijakan suku bunganya pun menurut BI akan masih dalam tren tinggi dalam jangka waktu yang panjang atau biasa dikenal dengan istilah Higher for Longer. Dengan begitu, ketidakpastian di pasar keuangan global masih akan belum menentu. “Ini juga akan mendorong nanti ketidakpastian di pasar keuangan. Ditambah lagi ada sekarang tahun fiskal US berakhir di kuartal III dan ini kemudian biasanya ada government shutdown,” tutur Erwindo. Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo juga telah mengungkapkan, suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) masih akan naik sampai akhir tahun. FFR ia perkirakan bisa ke level 6% dan bertahan lama hingga tahun depan mendatang. Ini bisa lebih tinggi dari Indonesia kalau tidak ada kenaikan. Sebagai informasi, dalam rapat dewan gubernur BI pada 23-24 Agutus 2023 memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate di level 5,75%. BI akan kembali mengumukan arah kebijakan suku bunga acuannya pada 20-21 September 2023 atau sehari setelah The Fed menggelar FOMC. “Inflasi masih tinggi bahkan di AS pun sekarang masih di atas 4% tahun depan sampai akhir 2024 juga masih di atas 2% sehingga ini sebabkan FFR kemungkinan 5,75% tahun ini bahkan bisa 6% dan kemungkinan masih akan tinggi sepanjang 2024 higher for longer jadi tantangan di global,” jelasny Ini juga yang menjadi alasan dolar Amerika Serikat (AS) menguat tajam sejak beberapa waktu terakhir. Hampir seluruh mata uang dipaksa bertekuk lutut dihadapkan dolar AS. “Dolar itu paling kuat di dunia karenanya kenapa di seluruh dunia termasuk kami harus betul-betul pertahankan stabilitas NTR itu 4 ciri global, perekonomian melambat, inflasi tinggi, FFR higher for longer dan dolar perkasa,” papar Perry.

Harap Tenang, BI Perkirakan The Fed Undur Kenaikan Suku Bunga Read More »

Harga Emas Hari Ini, Senin 31 Juli 2023, Efek The Fed Memudar

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini, Senin (31/7/2023) berpeluang naik seiring dengan masih tertekannya ekonomi Amerika Serikat dan peluang The Fed mengerem kenaikan suku bunga ke depan. Harga emas spot (XAUUSD) naik US$13,72 ke US$ 1.959,15 per troy ons pada perdagangan Jumat (28/7/2023) merespon data inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) Amerika Serikat (AS). Meski demikian, kenaikan tersebut belum mampu membawa Gold mencatat penguatan empat pekan beruntun. Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan sepanjang minggu lalu, harga emas tercatat turun US$2,54 akibat anjlok pada perdagangan Kamis merespon data pertumbuhan ekonomi (gross domestic product/GDP) AS. Pada Kamis dini hari bank sentral AS (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen-5,5 persen, tetapi untuk selanjutnya kebijakan moneter yang diambil akan tergantung data yang dirilis. Harga emas menguat merespons keputusan tersebut, tetapi akhirnya berbalik arah setelah GDP AS pada kuartal II/2023 dilaporkan tumbuh 2,4 persen secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized), jauh lebih tinggi dari forecast di Trading Central sebesar 1,8 persen. Harga emas pun mengakhiri perdagangan Kamis dengan anjlok US$26,76. Harga emas kembali berbalik naik pada perdagangan Jumat setelah rilis data inflasi PCE Juni yang tumbuh 3 persen year-on-year (YoY), lebih rendah dari bulan sebelumnya 3,8 persen YoY, tetapi sedikit di atas forecast Trading Central 2,9 persen YoY. Sementara itu, inflasi PCE inti, yang menjadi acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter tumbuh 4,1 persen YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya 4,6 persen YoY serta di bawah forecast 4,3 persen YoY. “Rilis inflasi PCE inti tersebut membuat pelaku pasar masih yakin The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi, meski ekspektasi dipangkas pada tahun ini menjadi pudar akibat data GDP. Sentimen dari Amerika Serikat tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari ini,” papar Monex. Pada perdagangan sesi Asia hari ini, harga emas masih berpeluang naik. Apalagi ada data aktivitas manufaktur China yang diprediksi berkontraksi semakin dalam; dengan angka indeks sebesar 48,9 pada Juli berdasarkan forecast Trading Central. Pada Juni, angka indeksnya sebesar 49, data ini akan dirilis pada pukul 8:30 WIB, jika dirilis lebih rendah lagi ketimbang forecast, permintaan emas sebagai aset aman (safe haven) akan meningkat, harganya berpeluang naik. Dari dalam negeri, harga emas cetakan Antam dan UBS di Pegadaian terpantau stagnan pada hari ini, Senin, (31/7/2023). Cetakan termurah adalah emas UBS berukuran 0,5 gram seharga Rp557.000. Berdasarkan informasi dari laman resmi Pegadaian, harga emas 24 karat Antam ukuran terkecil, yakni 0,5 gram dijual seharga Rp601.000, masih sama dibandingkan dengan harga kemarin. Sementara itu, emas 24 karat cetakan UBS dengan ukuran yang sama dibanderol Rp557.000, atau tidak berubah dibandingkan dengan harga harga Minggu, (30/7/2023). Untuk emas Antam 24 karat ukuran 1 gram, Pegadaian menjual seharga Rp1.098.000 atau stagnan dibandingkan dengan harga kemarin. Sementara itu emas 24 karat UBS dengan ukuran yang sama dijual seharga Rp1.044.000, sama dibandingkan harga sehari sebelumnya.

Harga Emas Hari Ini, Senin 31 Juli 2023, Efek The Fed Memudar Read More »

Ini Ancaman Bos The Fed yang Bikin Pemilik Emas Panas Dingin

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia melemah pagi ini. Pada perdagangan awal pekan, Senin (3/7/2023) pukul 06:10 harga emas dunia di pasar spot terpantau berada di posisi US$ 1.918,42 per troy ons. Harganya turun tipis 0,06%. Penurunan ini mematahkan penguatannya sejak perdagangan Kamis pekan lalu. Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (30/6/2023) harga emas ditutup menguat 0,6% ke posisi US$ 1.919,56 per troy ons. Angka inflasi moderat memberikan beberapa dukungan untuk perdagangan akhir pekan. Namun, kenaikan suku bunga sepertinya akan diputuskan secara hati-hati. Namun demikian, emas dunia mengalami penurunan kuartalan pertama dalam tiga tahun terakhir, tertekan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS lebih lanjut. Harganya turun 2,5% pada kuartal ini dan turun dari level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.072 pada Mei yang disebabkan oleh kekhawatiran tentang kesehatan sektor perbankan AS. “Krisis perbankan membawa imbal hasil 10 tahun lebih rendah karena diperkirakan bahwa Fed harus berhenti menaikkan suku bunga yang semuanya terlempar keluar dengan kenaikan suku bunga terakhir (menekan emas),” kata Daniel Pavilonis , ahli strategi pasar senior, RJO Futures dikutip dari Reuters. Indeks dolar dan imbal hasil Treasury 10 tahun sama-sama ditetapkan untuk naik pada kuartal ini, mengikis daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang lain. Pengeluaran konsumen AS stagnan di bulan Mei, sementara indeks pengeluaran konsumsi pribadi yang disukai Fed naik pada kecepatan tahun-ke-tahun sebesar 3,8%, berkurang dari kecepatan 4,3% di bulan April. Harga emas naik setelah data tersebut, karena para pedagang bertaruh Fed sedikit kurang terkunci pada kenaikan suku bunga Juli, memangkas peluangnya menjadi 84% dari hampir 90% sebelumnya. Kenaikan suku bunga mengangkat imbal hasil obligasi dan pada gilirannya meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. “Dalam jangka pendek, prospek lebih banyak kenaikan suku bunga AS dikombinasikan dengan kenaikan imbal hasil riil AS ke atau mendekati siklus tertinggi dapat menimbulkan tantangan lanjutan untuk emas,” kata Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan.

Ini Ancaman Bos The Fed yang Bikin Pemilik Emas Panas Dingin Read More »

Harga Emas Lemas jelang Rapat The Fed soal Suku Bunga

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global merosot pada akhir perdagangan Senin (13/6/2023), memperpanjang kerugian hari kedua berturut-turut. Harga emas tertekan aksi jual karena dolar AS menguat dan menjadi pilihan investor di tengah kehati-hatian menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve atau The Fed. The Fed diperkirakan memberikan arah terkait suku bunga Harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange turun US$7,50 atau 0,38 persen menjadi US$1.969,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.981,40 dan terendah di 1.963,10, mengutip Antara. Dolar AS menguat pada perdagangan Senin (12/6/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,09 persen menjadi 103,6455 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT). Harga emas bertahan pada kisaran perdagangan ketat yang terlihat selama tiga minggu terakhir karena pasar berubah hati-hati menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve. Logam kuning melihat beberapa dukungan minggu lalu karena beberapa data tenaga kerja yang lemah mendorong ekspektasi bahwa Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu (14/6/2023). Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat dan keputusan Federal Reserve tentang suku bunga ketika pertemuan kebijakan moneter Juni berakhir pada Rabu (14/6/2023). Data inflasi juga diharapkan menjadi faktor penentu dalam keputusan Fed, mengingat bahwa tujuan utama bank sentral dalam siklus kenaikan suku bunga ini adalah untuk menurunkan inflasi ke target tahunan Fed 2,0 persen. Ekspektasi pasar adalah Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni dan menaikkan suku bunga di pertemuan berikutnya pada Juli, tergantung pada laporan inflasi pada Selasa. Sebelumnya diberitakan, The Fed akan memantau data inflasi yang dirilis pada Selasa (13/6/2023) sebagai pertimbangan kebijakan moneter dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13-14 Juni 2023 mendatang. Dalam rapat FOMC, the Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuanya. Dari sisi lain, investor akan fokus pada pembaruan proyeksi kenaikan suku bunga atau Dot plot. Dot plot The Fed diperkirakan menunjukan rata-rata suku bunga acuan kebijakan pada akhir tahun ini sebesar 5,1 persen. Sebaliknya, pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan 25 basis poin pada bulan Juli yang diikuti oleh pemangkasan yang sama pada bulan Desember. Selain itu, sejumlah pejabat The Fed telah menekankan bahwa jeda dalam siklus kenaikan seharusnya tidak dilihat sebagai kenaikan terakhir.

Harga Emas Lemas jelang Rapat The Fed soal Suku Bunga Read More »

Scroll to Top