perang hamas vs israel

Harga Emas Hari Ini, Senin (20/11/2023) Sentimen The Fed Mereda

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini (20/11/2023) berisiko mengalami aksi ambil untung (profit taking) karena meredanya sentimen konflik Timur Tengah antara Israel-Palestina. Di sisi lain, investor masih memantau aksi lanjutan The Fed terkait kebijakan suku bunga.

Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas (XAUUSD) melesat US$42,48 sepanjang pekan lalu ke US$1.980,72 per troy ons. Bahkan, harga emas sempat menyentuh US$1.993, mendekati level psikologis US$2.000 per troy ons.

Pada perdagangan Senin (20/11/2023) pukul 08.45 WIB, harga emas spot naik 0,02% menjadi US$1.981,28 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Desember 2023 stagnan di posisi US$1.984,70 per troy ounce.

“Kenaikan harga emas tersebut dipicu ekspektasi suku bunga di Amerika Serikat (AS) pasca rilis serangkaian data termasuk inflasi (consumer price index/CPI) yang pertumbuhannya melambat. Pelaku pasar kini yakin 100% bank sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga lagi, hal tersebut terlihat di perangkat FedWatch milik CME Group,” jelas Monex.

Pada perdagangan sesi Asia Senin (20/11/2023), kabar perang Israel dan Hamas di Gaza bisa mempengaruhi harga emas. Keduanya diprediksi akan mencapai kesepakatan soal sandera pada pekan ini. Sebanyak 200 orang yang disandera Hamas diperkirakan akan dibebaskan, dan bisa saja perang akan dihentikan sementara.

Kabar baik tersebut tentunya membuat daya tarik emas sebagai safe haven menurun dan bisa memberikan tekanan. Apalagi kenaikan tajam pada pekan lalu juga bisa membuat pelaku pasar tergoda melakukan profit taking.

Dari dalam negeri, harga emas cetakan Antam dan UBS hari ini di Pegadaian terpantau stagnan pada perdagangan hari ini, Senin (20/11/2023). Emas cetakan termurah yakni UBS 0,5 gram dibanderol seharga Rp585.000.

Mengacu data di laman resmi Pegadaian, harga emas termurah hari ini adalah cetakan UBS ukuran 0,5 gram yang dihargai Rp585.000, masih sama dibandingkan harga kemarin. Sementara itu, untuk emas cetakan Antam ukuran sama dibanderol Rp613.000, tidak bergerak dari harga sebelumnya.

Selanjutnya, Pegadaian juga menyediakan emas dalam ukuran 1 gram yang dibanderol seharga Rp1.124.000 untuk cetakan Antam atau masih sama dengan harga kemarin, sedangkan emas UBS ukuran 1 gram dihargai Rp1.096.000 atau stagnan.

Harga Emas Hari Ini, Senin (20/11/2023) Sentimen The Fed Mereda Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 31 Oktober 2023, Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global turun US$ 9,85 ke US$ 1.996,18 per troy ons pada perdagangan awal pekan kemarin. Aksi profit taking menjadi pemicu penurunan, di tengah penantian pelaku pasar atas kebijakan suku bunga The fed terbaru minggu ini.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan aksi profit taking semakin terlihat sebab indeks dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tajam kemarin. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif, artinya ketika dolar AS turun harga emas cenderung naik.

Penurunan emas begitu juga dengan dolar AS menjadi indikasi adanya profit taking. Posisi emas yang tinggi serta kenaikan tajam tentunya membuat pelaku pasar mencairkan cuan dengan menjual posisi beli. Apalagi, di pekan ini ada pengumuman suku bunga bank sentral AS (The Fed) dan rilis data non-farm payrolls (NFP).

“Sebelum pengumuman tersebut, aksi profit taking masih akan membayangi harga emas termasuk pada perdagangan sesi Asia Selasa hari ini. Selain itu, rilis data dari China serta pengumuman kebijakan moneter bank sentral Jepang juga akan mempengaruhi pergerakan,” Papar Monex dalam riset harian, Selasa (31/10/2023).

Sebagai informasi, harga emas di pasar spot mencapai US$2,009.29 per ounce pada perdagangan hari Jumat (27/10) melampaui level US$2,000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Mei, karena investor berbondong-bondong mencari emas batangan yang aman.

Emas sedang berkonsolidasi dan membangun basis untuk kenaikan lebih lanjut, tergantung pada geopolitik, kata analis StoneX Rhona O’Connell dalam sebuah catatan.

Pedagang juga mencermati keputusan kebijakan bank sentral AS yang akan dirilis pada hari Rabu. Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, fokusnya akan tertuju pada komentar Ketua Jerome Powell.

“Jika The Fed terdengar hawkish, maka kita akan melihat sedikit reaksi negatif dari emas,” kata Wyckoff.

Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga perak di pasar spot naik 0,9% pada US$23,34.

“Permintaan tenaga surya perak dapat terhambat oleh resesi di UE,” tulis analis Heraeus dalam sebuah catatan.

“Harga perak biasanya mengikuti arah emas dalam resesi, meskipun para pedagang biasanya lebih memilih emas ketika menyeimbangkan emas yang merupakan aset safe-haven dan lebih banyak perak industri pada periode pertumbuhan yang lebih rendah. Akibatnya, harga perak diperkirakan akan berkinerja lebih buruk dari emas.”

Platinum melonjak 3,1% menjadi US$931,96 dan paladium naik 0,3% menjadi US$1,125.65.

Harga Emas Hari Ini, 31 Oktober 2023, Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 24 Oktober 2023, Berlindung di Aset Safe Haven

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini berpeluang menguat selama harga masih berada di dalam channel bullish dengan membidik resistance terdekat di area US$1.981,81 sebelum menargetkan resistance kuat di US$1.987,87 per troy ounce.

Menurut tim analis Monex Investindo Futures, secara teknikal potensi untuk kenaikan harga emas juga terlihat dari pergerakan indikators stochastic oscillators yang bergerak ke atas setelah garis-garisnya bersilangan di area jenuh jual.

Sementara itu, permintaan safe-haven diperkirakan akan terus mendorong harga emas lebih tinggi setelah periode konsolidasi yang singkat.

“Kami yakin ketegangan geopolitik dan ketidakpastian di Timur Tengah akan terus mendorong harga lebih tinggi,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (24/10/2023).

Emas batangan telah melonjak sekitar 9% dalam dua minggu terakhir karena investor berusaha melakukan lindung nilai terhadap risiko eskalasi perang Israel-Hamas yang lebih luas.

“Meskipun bukan merupakan sinyal negatif, hal ini merupakan tanda bahaya dan momentum bagi emas yang sebelumnya ada belum pulih pada awal perdagangan minggu ini yang dapat menyebabkan beberapa aksi ambil untung,” kata Craig Erlam, analis pasar senior OANDA dalam sebuah catatan.

Fokus investor pekan ini juga tertuju pada indeks harga PCE AS yang akan dirilis pada Jumat sebagai ukuran inflasi favorit Federal Reserve, dan angka pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal ketiga pada Kamis.

“Jika data inflasi lebih tinggi dari perkiraan, hal ini akan meningkatkan kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga, yang mana emas mungkin akan mengalami reaksi spontan terhadap penurunan tersebut, namun permintaan safe-haven akan mulai meningkat setelah itu,” tambah Meger.

Harga Emas Hari Ini, 24 Oktober 2023, Berlindung di Aset Safe Haven Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 18 Oktober 2023, Peluang Menguat Jelang Sabda Terbaru Ketua The Fed

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini, Rabu (18/10/2023) akan berfluktuasi namun berpeluang ditutup menguat di tengah memburuknya situasi konflik Israel-Hamas, dan juga para investor bersiap untuk isyarat jalur kenaikan suku bunga AS dari Ketua The Fed Jerome Powell minggu ini.

Tim riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas naik hampir US$3 pada perdagangan Selasa ke US$1.922,98 per troy ons. Pergerakannya terbilang volatil Selasa kemarin, berada dalam rentang US$1.912,32 – US$ 1.931,46 per troy ons.

Perang di Gaza masih menjaga kinerja emas sebab permintaanya sebagai aset safe haven akan mengalami peningkatan. Monex melanjutkan, banyak analis kini melihat peluang emas bakal mencapai US$2.000 per troy ons jika konflik Israel dengan Hamas semakin tereskalasi. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan emas.

Selain itu, tambah Monex, pelaku pasar juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi (gross domestic product/GDP) China pada pukul 9:00 WIB. Forecast di Trading Central menunjukkan GDP pada kuartal III-2023 tumbuh 4,6% year-on-year (YoY) lebih rendah dari kuartal sebelumnya 6,3% YoY.

“Pelambatan ekonomi China bisa memicu kekhawatiran akan pelambatan ekonomi global, sehingga permintaan safe haven berpotensi meningkat. Artinya, jika GDP China dirilis lebih rendah dari forecast, Gold bisa mendapat sentimen positif pada perdagangan sesi Asia Rabu (18/10/2023),” papar monex dalam riset hariannya, Rabu (18/10/2023).

Sebagai informasi, Presiden AS Joe Biden akan melakukan kunjungan penting ke Israel pada hari Rabu ketika krisis kemanusiaan di Gaza memburuk.

Sampai ada semacam gencatan senjata atau deeskalasi, emas akan berada di atas kisaran US$1.900, kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins, dikutip Reuters.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan keuangan, sejauh ini telah meningkat lebih dari 4% di bulan Oktober.

Namun jika tidak ada peningkatan, potensi kenaikan emas lebih lanjut kemungkinan akan tetap terbatas karena penurunan suku bunga AS mungkin terjadi lebih lambat dari perkiraan, kata Commerzbank dalam sebuah catatan, mengulangi perkiraannya sebesar US$1.900 pada akhir Desember dan US$2.100 per ounce pada akhir tahun 2024.

Pidato Powell pada hari Kamis nanti dapat memberikan lebih banyak pencerahan mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral AS setelah retorika dovish baru-baru ini dari beberapa pejabat Fed.

Jika ada petunjuk bahwa The Fed akan mencapai akhir dari siklus kenaikan suku bunga, hal ini akan berdampak baik bagi emas, bahkan jika kita tidak segera melakukan penurunan suku bunga, Millman menambahkan.

Harga Emas Hari Ini, 18 Oktober 2023, Peluang Menguat Jelang Sabda Terbaru Ketua The Fed Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini Potensi Menguat Tersengat Konflik Israel-Hamas

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini, Senin (16/10/2023) diprediksi akan mengalami penguatan seiring dengan adanya sentimen konflik antara Israel dan Hamas yang dapat memompa harga logam kuning tersebut.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan Jumat, (13/10/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik US$58,50 atau 3,11% ke level US$1.941,50 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot naik 3,42% ke level US$1.932,82 per troy ounce.

Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan, dengan absennya data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) pekan depan, sentimen utama  yang mempengaruhi kenaikan harga emas global masih terhadap perang Israel-Hamas.

“Apabila perang memanas dengan serangan darat Israel, maka harga emas akan kembali naik oleh permintaan safe haven investor,” ujar Lukman kepada Bisnis dikutip Minggu, (15/10/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, perang Israel-Hamas juga menyebabkan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Yield turun dan hal itu mendukung kenaikan harga emas.

Mengacu data Investing, pada penutupan Jumat (13/10/2023), US Treasury Yield tenor 10 tahun terkoreksi 1,71% ke level 4,61%.

“Harga emas diperkirakan akan kembali di atas US$1.900, dengan level support di US$1.850 dan resistance di US$1.950 per troy ounce,” pungkas Lukman.

Adapun, pada perdagangan sesi sebelumnya, Kamis, (12/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 27 September pada awal sesi perdagangan. Adapun harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,2% pada US$1.883 per troy ounce setelah rilis data inflasi AS.

Departemen Tenaga Kerja AS melapokan Indeks Harga Konsumen AS (CPI) September 2023 meningkat 0,4%, setelah kenaikan 0,3% pada bulan Agustus. Namun, harga konsumen secara tahunan telah turun dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022.

Alhasil, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% dari kenaikan suku bunga pada Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang tecermin sebelum rilis laporan tersebut.

Seperti diketahui, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih ditahan di level 5,25%-5,5% pada FOMC September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps sekali lagi ke level 5,75 hingga akhir tahun untuk menekan laju inflasi.

Harga Emas Hari Ini Potensi Menguat Tersengat Konflik Israel-Hamas Read More »

news feed

Harga Emas Diprediksi Melesat Tersengat Perang Israel-Hamas

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global pekan depan diprediksi akan mengalami kenaikan pada perdagangan pekan depan periode 16-20 Oktober 2023. Sentimen utama yang paling berpengaruh terhadap kenaikan harga emas yakni konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hamas.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan Jumat, (13/10/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik US$58,50 atau 3,11% ke level US$1.941,50 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot naik 3,42% ke level US$1.932,82 per troy ounce.

“Apabila perang memanas dengan serangan darat Israel, maka harga emas akan kembali naik oleh permintaan safe haven investor,” ujar Lukman kepada Bisnis dikutip Minggu, (15/10/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, perang Israel-Hamas juga menyebabkan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Yield turun dan hal itu mendukung kenaikan harga emas.

Mengacu data Investing, pada penutupan Jumat (13/10/2023), US Treasury Yield tenor 10 tahun terkoreksi 1,71% ke level 4,61%.

“Harga emas diperkirakan akan kembali di atas US$1.900, dengan level support di US$1.850 dan resistance di US$1.950 per troy ounce,” pungkas Lukman.

Adapun, pada perdagangan sesi sebelumnya, Kamis, (12/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 27 September pada awal sesi perdagangan. Adapun harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,2% pada US$1.883 per troy ounce setelah rilis data inflasi AS.

Departemen Tenaga Kerja AS melapokan Indeks Harga Konsumen AS (CPI) September 2023 meningkat 0,4%, setelah kenaikan 0,3% pada bulan Agustus. Namun, harga konsumen secara tahunan telah turun dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022.

Alhasil, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% dari kenaikan suku bunga pada Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang tecermin sebelum rilis laporan tersebut.

Seperti diketahui, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih ditahan di level 5,25%-5,5% pada FOMC September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps sekali lagi ke level 5,75 hingga akhir tahun untuk menekan laju inflasi.

Harga Emas Diprediksi Melesat Tersengat Perang Israel-Hamas Read More »

news feed