Harga Emas Diprediksi Melesat Tersengat Perang Israel-Hamas

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global pekan depan diprediksi akan mengalami kenaikan pada perdagangan pekan depan periode 16-20 Oktober 2023. Sentimen utama yang paling berpengaruh terhadap kenaikan harga emas yakni konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hamas.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan Jumat, (13/10/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik US$58,50 atau 3,11% ke level US$1.941,50 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot naik 3,42% ke level US$1.932,82 per troy ounce.

“Apabila perang memanas dengan serangan darat Israel, maka harga emas akan kembali naik oleh permintaan safe haven investor,” ujar Lukman kepada Bisnis dikutip Minggu, (15/10/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, perang Israel-Hamas juga menyebabkan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Yield turun dan hal itu mendukung kenaikan harga emas.

Mengacu data Investing, pada penutupan Jumat (13/10/2023), US Treasury Yield tenor 10 tahun terkoreksi 1,71% ke level 4,61%.

“Harga emas diperkirakan akan kembali di atas US$1.900, dengan level support di US$1.850 dan resistance di US$1.950 per troy ounce,” pungkas Lukman.

Adapun, pada perdagangan sesi sebelumnya, Kamis, (12/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 27 September pada awal sesi perdagangan. Adapun harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,2% pada US$1.883 per troy ounce setelah rilis data inflasi AS.

Departemen Tenaga Kerja AS melapokan Indeks Harga Konsumen AS (CPI) September 2023 meningkat 0,4%, setelah kenaikan 0,3% pada bulan Agustus. Namun, harga konsumen secara tahunan telah turun dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022.

Alhasil, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% dari kenaikan suku bunga pada Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang tecermin sebelum rilis laporan tersebut.

Seperti diketahui, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih ditahan di level 5,25%-5,5% pada FOMC September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps sekali lagi ke level 5,75 hingga akhir tahun untuk menekan laju inflasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *