harga emas comex

Pergerakan Harga Emas Hari Ini saat Siaga Satu Saham Deutsche Bank

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global akan dibayangi oleh sentimen volatilitas dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan emas berpeluang bergerak turun di tengah outlook menguatnya dolar AS karena pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat Fed serta solidnya data manufaktur dan sektor jasa AS.

“Namun, sebaiknya pasar waspadai masih adanya kekhawatiran terhadap krisis perbankan yang dapat memicu permintaan aset safe haven logam mulia,” jelas analis Monex, Senin (27/3/2023).

Menurutnya, emas berpeluang dijual selama bergerak di bawah level resistance di US$1.982, karena berpotensi bergerak turun menguji support terdekat di US$1.968 per troy ounce.

Kendati demikian, jika emas dapat bergerak naik hingga menembus ke atas level US$1.982 per troy ounce, emas berpeluang dibeli karena berpotensi naik lebih lanjut membidik resistance selanjutnya di US$1.990 per troy ounce.

Mengutip Investing, Senin (27/3/2023), harga emas mundur pada perdagangan Senin karena para pedagang mengunci keuntungan setelah kenaikan yang kuat. Namun, posisi emas tetap mendekati level kunci yang dicapai minggu lalu karena kekhawatiran krisis perbankan global membuat permintaan safe haven tetap tinggi.

Harga emas melonjak ke lebih dari US$2.000 minggu lalu di tengah kekhawatiran domino jatuhnya bank-bank AS dan Eropa, dengan keuntungan logam kuning sebagian besar melampaui dolar sebagai aset safe haven tahun ini.

Emas tertekan aksi ambil untung pada Senin, lantaran di bawah tekanan dari sedikit kebangkitan dolar setelah beberapa pejabat Federal Reserve mengatakan bank dapat menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi.

Pejabat AS dan Eropa memperingatkan selama akhir pekan bahwa sektor perbankan sedang diawasi secara ketat untuk tanda-tanda potensi krisis kredit. Sumber kekhawatiran pasar terbaru datang dari Deutsche Bank AG, yang sahamnya anjlok minggu lalu setelah biaya mengasuransikan utang bank terhadap potensi gagal bayar atau CDS melonjak mendekati level tertinggi lima tahun.

Pelaku pasar mengkhawatirkan keruntuhan bank Eropa mana pun setelah Credit Suisse Group diakuisisi oleh kompetitornya UBS Group AG dalam kesepakatan darurat yang ditengahi oleh regulator Swiss. 

Pergerakan Harga Emas Hari Ini saat Siaga Satu Saham Deutsche Bank Read More »

Headline

Harga Emas Mantul, Klaim Pengangguran AS Naik Lampaui Ekspektasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global menguat pada akhir perdagangan Kamis (9/3/2023) waktu setempat, menghentikan kerugian selama dua hari berturut-turut dan bangkit dari level terlemahnya tahun ini.

Emas mendapat dorongan lantaran dolar AS melemah setelah data terbaru menunjukkan kenaikan dalam klaim pengangguran AS pekan lalu.

Mengutip Antara, Jumat (10/3/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$16 atau 0,88 persen menjadi ditutup pada US$1.834,60 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di US$1.839,40 dan terendah di US$1.815,40.

Emas berjangka tergelincir US$1,40 atau 0,08 persen menjadi US$1.818,60 pada Rabu (8/3/2023), setelah anjlok US$34,60 atau 1,87 persen menjadi US$1.820,00 pada Selasa (7/3/2023), dan stagnan di US$1.854,60 pada Senin (6/3/2023).

Dolar AS jatuh pada perdagangan Kamis (9/3/2023) setelah data menunjukkan kenaikan klaim pengangguran AS pekan lalu dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,34 persen menjadi 105,3021.

Greenback yang lebih lemah membuat harga emas dalam denominasi dolar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (9/3/2023) bahwa permohonan untuk klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 4 Maret naik 21.000 menjadi 211.000 dari 190.000 pada minggu sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya dalam delapan minggu klaim datang di atas 200.000, yang selanjutnya mendukung emas.

Fokus investor sekarang beralih ke data penggajian nonpertanian yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat, dengan lebih banyak tanda-tanda kekuatan pasar tenaga kerja memberi Fed lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 1,40 sen atau 0,07 persen, menjadi ditutup pada US$20,165 per ounce. Platinum untuk pengiriman April terdongkrak US$8,70 atau 0,92 persen, menjadi menetap pada US$949,30 per ounce.

Harga Emas Mantul, Klaim Pengangguran AS Naik Lampaui Ekspektasi Read More »

news feed

Sabda Baru Bos The Fed Bikin Harga Emas Rontok Lagi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (8/3/2023), memperpanjang penurunan hari kedua berturut-turut karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan suku bunga acuan bisa lebih tinggi dari perkiraan. 

Melansir Antara, Kamis (9/3/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$1,40 atau 0,08 persen menjadi ditutup pada US$1.818,60 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh posisi tertinggi sesi di US$1.828,70 dan terendah di US$1.813,40.

Emas berjangka anjlok US$34,60 atau 1,87 persen menjadi US$1.820,00 pada Selasa (7/3/2023), setelah tidak berubah di US$1.854,60 pada Senin (6/3/2023), dan melonjak US$14,10 atau 0,77 persen menjadi US$1.854,60 pada Jumat (3/3/2023).

Powell bersaksi kepada Komite Perbankan Senat pada Selasa (7/3/2023), meningkatkan kemungkinan laju kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

Dalam kesaksiannya di hari kedua kepada panel Jasa Keuangan DPR pada Rabu (8/3/2023), Powell mengindikasikan bahwa bank sentral belum membuat keputusan mengenai ukuran potensi kenaikan suku bunga pada pertemuan akhir Maret.

Namun, dia memperingatkan bahwa bank sentral dapat kembali ke laju kenaikan yang lebih tajam pada Maret, yang melihat peningkatan mayoritas pedagang mulai menetapkan perkiraan kenaikan suku bunga dalam 50 basis poin (bps) akhir bulan ini.

Kesaksian Ketua Fed telah membuat logam kuning membalikkan hampir semua kenaikannya baru-baru ini dan jatuh mendekati level yang terakhir terlihat pada akhir Desember. Harga emas juga mencatat hari terburuk mereka dalam lebih dari sebulan pada Selasa (7/3/2023), anjlok hampir 2,0 persen.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis Rabu (8/3/2023) beragam. The Automated Data Processing Inc (ADP) melaporkan bahwa pekerjaan sektor swasta AS meningkat sebesar 242.000 pekerjaan pada Februari.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa lowongan kerja AS turun dari 11,2 juta pada Desember menjadi 10,8 juta pada Januari, tetap tinggi menurut standar historis.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 4,80 sen atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada US$20,151 per ounce. Platinum untuk pengiriman April terdongkrak US$4,30 atau 0,46 persen, menjadi menetap pada US$940,60 per ounce.

Sabda Baru Bos The Fed Bikin Harga Emas Rontok Lagi Read More »

news feed

Harga Emas Jatuh Usai Powell Beri Sinyal Kerek Suku Bunga The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas jatuh ke level terendah dalam seminggu setelah Jerome Powell mengatakan bahwa Federal Reserve siap meningkatkan laju suku bunga jika diperlukan.

Pada akhir perdagangan Selasa (7/3/2023), dolar dan imbal hasil obligasi AS naik sehingga membebani emas, yang turun sebanyak 1,8 persen atau pelemahan terbesar sejak 3 Februari.

Pasar swap sekarang menunjukkan pergeseran taruhan untuk pertemuan kebijakan The Fed berikutnya pada 22 Maret, dengan prediksi kenaikan suku bunga setengah poin, daripada pergerakan seperempat poin.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya dan siap untuk mempercepat laju kenaikan jika data ekonomi mendukung.

“Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya,” kata Powell Selasa dalam kesaksian yang disiapkan di hadapan Komite Perbankan Senat, mengutip Bloomberg. 

Menurut Powell, jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, The Fed siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga.

Melawan tekanan dari kenaikan suku bunga, permintaan yang kuat dari bank sentral membantu menopang harga emas dalam beberapa bulan terakhir. Data pada Selasa menunjukkan China meningkatkan cadangan emasnya untuk bulan keempat pada Februari, bergabung dengan negara-negara Asia lainnya dalam meningkatkan kepemilikan karena melemahnya dolar. Turki juga menjadi pembeli utama akhir-akhir ini.

“Untuk tahun 2023, kita perlu mempertimbangkan faktor makro dan sisi permintaan, tetapi garis tren baru menunjukkan emas kemungkinan akan lebih reaktif terhadap perubahan imbal hasil dibandingkan tahun 2022,” kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan.

Tim analis Morgan Stanley menilai pembelian emas oleh para bank sentral mungkin melambat, tetapi permintaan perhiasan dan teknologi dapat meningkat dari pembukaan kembali ekonomi China.

Emas spot terpantau turun 1,7 persen menjadi US$1.815,10 per ounce pada pukul 15:02 di New York. Bullion untuk pengiriman April turun 1,9 persen menjadi US$1.820 di Comex. Adapun Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 1 persen. Harga perak, platinum, dan paladium semuanya jatuh pada Selasa.

Harga Emas Jatuh Usai Powell Beri Sinyal Kerek Suku Bunga The Fed Read More »

news feed

Harga Emas Turun Terpicu Penguatan Dolar AS dan Aksi Ambil Untung Investor

Bisnis.com, JAKARTA —  Harga emas berjangka turun pada akhir perdagangan Kamis (2/3/2023), menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut karena investor melakukan aksi ambil untung setelah dolar AS naik menyusul angka klaim pengangguran yang menunjukkan pasar pekerjaan AS masih kuat.

Mengutip Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 4,90 dolar AS atau 0,27 persen menjadi ditutup pada 1.840,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.845,30 dolar AS dan terendah di 1.835,90 dolar AS.

Emas berjangka terkerek 8,70 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.845,40 dolar AS pada Rabu (1/3/2023), setelah melonjak 11,80 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.836,70 dolar AS pada Selasa (28/2/2023), dan terangkat 7,80 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.824,90 dolar AS pada Senin (27/2/2023).

Dolar menguat pada Kamis (2/3/2023) setelah klaim pengangguran menunjukkan pasar pekerjaan AS yang masih kuat dan data lain menunjukkan kenaikan biaya tenaga kerja, mengindikasikan Federal Reserve harus melangkah lebih jauh dalam menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Namun demikian, emas masih kokoh. Ini mungkin menunjukkan permintaan bank-bank sentral atas emas telah kembali, menurut analis pasar. Ini juga dapat menyoroti permintaan konsumen yang kuat, terutama dari China.

Data China yang positif menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat setelah negara itu melonggarkan sebagian besar tindakan anti-COVID awal tahun ini, dan menjadi pertanda baik bagi permintaan komoditas-komoditas di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (2/3/2023) klaim pengangguran awal AS turun 2.000 menjadi 190.000 yang disesuaikan secara musiman dalam pekan yang berakhir 25 Februari. Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan produktivitas AS turun 1,7 persen pada tahun 2022.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei melemah 19,40 sen atau 0,92 persen, menjadi ditutup pada 20,901 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 1,40 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi menetap pada 963,20 dolar AS per ounce.

Harga Emas Turun Terpicu Penguatan Dolar AS dan Aksi Ambil Untung Investor Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Ancang-ancang Bakal Naik Lagi

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas merosot pada akhir perdagangan pekan lalu karena para pedagang memperkirakan akan lebih banyak kenaikan suku bunga dari Federal Reserve menyusul data inflasi yang kuat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 0,09 persen menjadi US$1.850 dolar AS per ounce, Untuk minggu ini, kontrak berjangka turun 1,3 persen, kerugian mingguan ketiga berturut-turut.

Sejak data terbaru tentang inflasi muncul, pejabat Federal Reserve telah bersiap untuk periode suku bunga tinggi yang diperpanjang, termasuk kembali ke kenaikan 50 basis poin pada Maret, dengan mengatakan inflasi yang merayap membuat 25 basis poin menjadi kuantum yang bank sentral sepakati bulan ini tidak dapat dipertahankan.

“Kita perlu melanjutkan kenaikan suku bunga sampai kita melihat lebih banyak kemajuan,” kata Gubernur Fed Michelle Bowman, Jumat (17/2/2023) dikutip dari Antara. “Inflasi masih terlalu tinggi. Tebakan Anda sama bagusnya dengan tebakan saya tentang apa yang terjadi selanjutnya dalam perekonomian.

” Presiden Fed Richmond, Tom Barkin sependapat, mengatakan pengendalian inflasi akan membutuhkan lebih banyak kenaikan suku bunga. “Berapa banyak, kita harus lihat,” tambahnya. “Saya menyukai jalur 25 basis poin karena saya yakin ini memberi kami fleksibilitas untuk merespons ekonomi.

” Sementara itu, tim riset MIFX memperkirakan aksi profit taking investor terhadap dolar AS berpeluang menopang harga emas pada pekan ini. Mereka memperkirakan harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance US$1845 selama harga bertahan di atas level support US$1835.

Namun, penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas menguji level support selanjutnya US$1830.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Ancang-ancang Bakal Naik Lagi Read More »

Headline

Harga Emas Naik setelah Ketua The Fed Umumkan Disinflasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (7/2/2023) atau Rabu pagi WIB, memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut.

Harga emas menguat menyusul pernyataan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa proses disinflasi telah dimulai dan dolar AS yang lebih lemah memberikan dorongan tambahan.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange naik 5,30 poin atau 0,28 persen menjadi ditutup pada US$1.884,80 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.897,20 dan terendah 1.877,50.

Mengutip Antara, dalam pidatonya di Economic Club of Washington, D.C., Powell mengatakan The Fed perlu terus menaikkan suku bunga. Namun, dia memperkirakan perlambatan inflasi, dengan mengatakan proses disinflasi telah dimulai, meski prosesnya akan memakan waktu cukup lama dan tidak akan mulus.

“Jika laporan pasar tenaga kerja yang kuat atau laporan inflasi yang lebih tinggi terus berlanjut, Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih dari harga saat ini,” kata Powell.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin selama setahun terakhir, membawanya ke puncak 4,75 persen dari hanya 0,25 persen setelah wabah Covid-19 pada Maret 2020.

“Risiko sebenarnya adalah berapa banyak kenaikan suku bunga yang bisa kita lakukan, daripada jumlah kenaikan berikutnya,” kata Saira Malik, kepala investasi di manajer aset Nuveen.

Para ekonom bertaruh pasar pekerjaan yang tidak stabil akan memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lebih banyak daripada yang diantisipasi Powell.

Sementara itu, dolar AS tergelincir pada Selasa (7/2/2023) dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,19 persen menjadi 103,4120 pada pukul 20.00 GMT, memberikan dukungan lebih lanjut terhadap emas.

Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (7/2/2023) bahwa defisit perdagangan AS secara keseluruhan naik 12,2 persen menjadi mendekati US$1 triliun pada 2022.

Harga Emas Naik setelah Ketua The Fed Umumkan Disinflasi Read More »

news feed

Harga Emas Dunia Naik Tajam Didorong Ekspektasi Pelambatan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas dunia naik tajam mendekati level tertinggi sembilan bulan pada akhir perdagangan Jumat (13/01/2023), memperpanjang kenaikan untuk sesi perdagangan tiga hari berturut-turut didorong ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Federal Reserve.

Mengutip Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 22,90 dolar AS atau 1,21 persen menjadi ditutup pada 1.921,70 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai puncak sesi di 1.925,30 dolar AS dan terendah1.895,10 dolar AS.

Emas berjangka ditutup di atas 1.900 dolar AS pada Jumat (13/1/2023) untuk pertama kalinya sejak akhir April 2022, dan mengakhiri pekan ini dengan 2,8 persen lebih tinggi.

Secara historis emas berjangka naik 19,90 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.898,80 dolar AS pada Kamis (12/1/2023), setelah terkerek 2,40 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.878,90 dolar AS pada Rabu (11/1/2023), dan turun 1,30 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.876,50 dolar AS pada Selasa (10/1/2023).

Data indeks harga konsumen Desember yang dirilis Kamis (12/1/2023) mengkonfirmasi bahwa inflasi AS berada di jalur menurun. Tetapi karena masih jauh untuk mencapai target inflasi Federal Reserve sebesar 2,0 persen, pasar memperkirakan bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga acuan, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat, kemungkinan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada 1 Februari.

Emas telah menguat selama tiga bulan terakhir karena inflasi yang surut mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan jauh lebih tidak agresif dengan kenaikan suku bunga tahun ini dibandingkan tahun 2022, dan bahkan mungkin menyelesaikan pengetatan moneter jauh sebelum akhir tahun ini.

“Harga emas naik karena Wall Street semakin yakin bahwa Fed hampir selesai menaikkan suku bunga,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

“Emas tanpa bunga menyukai penurunan imbal hasil obligasi dan itu dapat berlanjut ketika pendapatan datang lebih lemah dari perkiraan” kata dia melanjutkan.

Moya mengatakan, jika emas dapat “ditutup dengan nyaman di atas level 1.900 dolar AS, itu bisa menjadi sinyal yang sangat bullish untuk sisa bulan ini” kemudian dia memperkirakan “resistensi kuat di wilayah 1.950 dolar AS” untuk logam kuning.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (13/1/2023) bahwa indeks harga impor AS naik 0,4 persen pada Desember setelah turun sebesar 0,7 persen yang direvisi pada November, mengejutkan para ekonom yang memperkirakan penurunan 0,8 persen.

Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan yang dirilis Jumat (13/1/2023) naik menjadi 64,6 dalam survei awal Januari, pembacaan tertinggi sejak Januari 2022 dan naik 8,2 persen dari pembacaan Desember 59,7.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 36,8 sen atau 1,53 persen, menjadi menetap pada 24,372 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April tergelincir 11,8 dolar AS atau 1,09 persen, menjadi ditutup pada 1.072,50 dolar AS per ounce.

Harga Emas Dunia Naik Tajam Didorong Ekspektasi Pelambatan Kenaikan Suku Bunga The Fed Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, Selasa 20 Desember 2022, Tertekan Hawkish Bank Sentral

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini, Selasa (20/12/2022) diprediksi cenderung tertekan risiko kenaikan suku bunga oleh sejumlah bank sentral, termasuk Federal Reserve atau The Fed.

Monex Investindo Futures dalam laporannya menyebutkan, sinyal hawkish dari para bank sentral utama dan meningkatnya risiko resesi berpeluang membebani harga emas.

“Harga emas berakhir turun US$5,49 di level US$1.787,50 pada hari Senin di tengah pasar yang mencerna sinyal hawkish dari para bank sentral utama dan meningkatnya risiko resesi,” jelas Monex.

Peluang trading pagi ini, harga emas berpeluang dijual untuk menguji level support US$1.780 selama harga tertahan di bawah level resistance US$1.790.

Namun, kenaikan lebih tinggi dari level resistance tersebut berpeluang memicu aksi beli terhadap harga emas menguji level resistance selanjutnya US$1.794. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia US$1.780 – US$1.794.

Dolar AS sedikit menguat pada perdagangan Senin (19/12/2022) karena pelaku pasar menilai kemungkinan resesi global di tengah pengetatan kebijakan bank sentral. Mengutip Antara, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,03 persen menjadi 104,7320.

Pasar mencerna sinyal bank-bank sentral yang hawkish dan meningkatnya risiko resesi, terutama karena bank sentral utama termasuk Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa mengisyaratkan bahwa suku bunga akan naik lebih jauh tahun depan.

Sementara prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Fed menguntungkan harga emas dalam beberapa pekan terakhir, masih diperdagangkan turun sekitar satu persen untuk tahun ini.

Harga emas juga jauh di bawah puncak yang dicapai selama awal invasi Rusia ke Ukraina, setelah melepaskan sebagian besar status safe haven-nya terhadap dolar AS.

Dari dalam negeri, harga emas yang dijual di Pegadaian hari ini, Selasa (20/12/2022), terpantau turun dibandingkan dengan harga kemarin untuk cetakan Antam. Namun cetakan UBS terpantau naik.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Pegadaian, harga emas 24 karat Antam ukuran terkecil yakni 0,5 gram dijual seharga Rp573.000, harga ini turun Rp1.000 dibandingkan dengan harga Senin (19/12/2022).

Sementara itu, emas 24 karat UBS dengan ukuran yang sama hari ini masih dibanderol di harga Rp534.000, naik Rp1.000 daripada harga kemarin. Emas Antam 24 karat ukuran 1 gram hari ini dibanderol di Rp1.042.000, sementara emas 24 karat UBS dijual Pegadaian seharga Rp1.001.000.

Harga Emas Hari Ini, Selasa 20 Desember 2022, Tertekan Hawkish Bank Sentral Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini, 15 November 2022, Landai Imbas The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini berpotensi melemah tertekan oleh lonjakan dolar Amerika Serikat (AS).

Tim riset Monex Investindo Futures mencatat harga emas berhasil naik tipis sebesar US$0,09 menjadi berakhir di level US$1.770,94 per troy ounce pada penutupan perdagangan Senin (14/11/2022). Harga emas masih bertahan naik di tengah penguatan dolar AS yang rebound lantaran komentar anggota The Fed.

“Di sesi Asia hari ini, harga emas berpotensi dijual menguji support US$1.760. Namun jika bergerak naik ke atas level US$1.775 per troy ounce, maka berpeluang dibeli menguji resistance US$1.780,” tulis Monex, Selasa (15/11/2022).

Mengutip Bloomberg, dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mempertahankan kenaikannya, dengan tingkat 10 tahun sekitar 3,87 persen setelah pembicara Federal Reserve menyoroti tekad untuk bertahan sampai inflasi kembali turun ke level yang konsisten dengan target 2 persen.

Wakil Ketua Fed Lael Brainard secara singkat mendukung sentimen setelah dia mengatakan akan segera memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Adapun China akan terus menjadi sentimen besar di pasar Asia, dengan indikator ekonomi utama yang akan dirilis termasuk penjualan ritel dan produksi industri, serta tingkat fasilitas pinjaman jangka menengah.

Di Wall Street, saham emiten China yang terdaftar di AS memperpanjang reli mereka ke hari ketiga setelah Joe Biden dan Xi Jinping menyerukan pengurangan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia selama pertemuan di Bali, Indonesia.

Pelonggaran beberapa pengendalian virus Covid-19 di China dan langkah-langkah besar untuk mendukung pasar properti telah memberi kepercayaan kepada para pelaku pasar bahwa Beijing akhirnya mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi dua titik masalah besar bagi ekonomi dan pasar.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini, 15 November 2022, Landai Imbas The Fed Read More »

news feed
Scroll to Top