Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global menguat pada akhir perdagangan Kamis (9/3/2023) waktu setempat, menghentikan kerugian selama dua hari berturut-turut dan bangkit dari level terlemahnya tahun ini.
Emas mendapat dorongan lantaran dolar AS melemah setelah data terbaru menunjukkan kenaikan dalam klaim pengangguran AS pekan lalu.
Mengutip Antara, Jumat (10/3/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$16 atau 0,88 persen menjadi ditutup pada US$1.834,60 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di US$1.839,40 dan terendah di US$1.815,40.
Emas berjangka tergelincir US$1,40 atau 0,08 persen menjadi US$1.818,60 pada Rabu (8/3/2023), setelah anjlok US$34,60 atau 1,87 persen menjadi US$1.820,00 pada Selasa (7/3/2023), dan stagnan di US$1.854,60 pada Senin (6/3/2023).
Dolar AS jatuh pada perdagangan Kamis (9/3/2023) setelah data menunjukkan kenaikan klaim pengangguran AS pekan lalu dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,34 persen menjadi 105,3021.
Greenback yang lebih lemah membuat harga emas dalam denominasi dolar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (9/3/2023) bahwa permohonan untuk klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 4 Maret naik 21.000 menjadi 211.000 dari 190.000 pada minggu sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya dalam delapan minggu klaim datang di atas 200.000, yang selanjutnya mendukung emas.
Fokus investor sekarang beralih ke data penggajian nonpertanian yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat, dengan lebih banyak tanda-tanda kekuatan pasar tenaga kerja memberi Fed lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 1,40 sen atau 0,07 persen, menjadi ditutup pada US$20,165 per ounce. Platinum untuk pengiriman April terdongkrak US$8,70 atau 0,92 persen, menjadi menetap pada US$949,30 per ounce.