Kabar Buruk dari Amerika Ini Disambut Gembira Pemilik Emas

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas terbang setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan kenaikan jumlah klaim pengangguran. 

Pada penutupan perdagangan Kamis (9/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.830,89 per troy ons. Harga sang logam mulia melonjak 0,95%.

Harga emas juga masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Jumat (10/3/2023) pukul 06: 12 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.831,81 per troy ons. Harganya menguat 0,05%.

Penguatan emas ditopang oleh data klaim pengangguran AS. Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran pada pekan yang berakhir per 4 Maret 2023 mencapai 211.000 orang. Jumlah tersebut naik 21.000 dibandingkan pekan sebelumnya.

Laporan Challenger, Gray & Christmas Inc bahkan menyebut jika jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di Amerika pada Januari-Februari 2023 menembus 180.000. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak 2009.

Jumlah PHK pada Februari mencapai 77.770 atau lima kali lebih besar dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Data buruk ini disambut bahagia pelaku pasar emas. Dengan meningkatnya pengangguran maka ada peluang bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengeram kebijakan moneter ketatnya.

Seperti diketahui, harga emas ambruk 1,81% pada perdagangan Selasa (7/3/2023) setelah Chairman The Fed Jerome Powell menegaskan jika The Fed tak ragu menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi dengan periode lebih lama selama inflasi masih tinggi.

“Emas menjalani pekan berat pada minggu ini karena pernyataan Powell. Namun, kenaikan klaim pengangguran membuat harga emas naik,” tutur analis RJO Futures, Bob Haberkorn, dikutip dari Reuters.

Pernyataan Powell langsung melambungkan dolar AS. Indeks dolar menguat ke posisi 105,62, atau level tertingginya sejak November 2022.

Kondisi ini tentu saja tidak baik untuk emas karena harga sang logam mulia menjadi mahal. Indeks dolar langsung jatuh ke 105,31 kemarin setelah sempat terbang ke 105,66 pada Rabu (8/3/2023).

“Fakta bahwa ada celah (data ekonomi) ada jumlah tenaga kerja membuat pelaku pasar emas memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan mendatang,” imbuh Haberkorn.

The Fed akan menggelar pertemuan pada 21-22 Maret mendatang. Pasar saat ini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps setelah pernyataan hawkish Powell.


The Fed sendiri sudah menaikkan suku bunga acuan hingga 450 bps dalam setahun terakhir di mana kenaikan terakhir adalah sebesar 25 bps pada awal Februari 2023.

“Jika proyeksi pasar meleset maka emas bisa terus tertekan ke kisaran US$ 1.788 per troy ons,” tutur Erik Bregar, Direktur FX & Precious Metals Risk Management pada Silver Gold Bull Inc, kepada Reuters.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *