amerika

Hari ini Fisik Emas JFXGOLD X Turun, Saatnya beli!

Jakarta, MetalNews Digital – Harga emas dunia kembali mengalami penurunan pada hari perdagangannya pagi hari ini. Jika dibandingkan dengan penutupan perdagangannya di minggu lalu, hari ini Senin (11/11/2024) penurunan harga yang terjadi pada harga emas dunia cukup signifikan, hal ini terbukti dengan harga nya yang berada di posisi US$ 2.683,81 per Troy Ounce Atau Rp. 1.351.836 per gram. Meskipun berada di dalam tren negatif, bukti bahwa emas masih menjadi pilihan terbaik untuk lindung nilai tidak bisa dipungkiri. Buktinya saja pada sepanjang perjalanan harga emas dunia selama hampir 11 bulan ini berkilau cukup terang sampai dengan membawa harga fisik emas JFXGOLD X berhasil terbang sebanyak lebih dari 30%.

Ambruknya harga emas dunia pada hari ini tidak luput dari kekhawatiran yang dipicu oleh pasar terkait dampak kemenangan Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Melansir dari CNBC Indonesia, Trump yang berhasil mengalahkan pesaingnya yakni Kamala Harris dapat unggul 295 electoral college sementara Harris 224. Diluar dari memimpinnya Trump, perlu diketahui bahwa batas dari kemenangan electoral college adalah 270.

Mengapa kemenangan Trump dapat membuat harga emas dunia melemah?

Kemenangan Trump membuat dollar mengalami penguatan, tentu dengan adanya hal ini harga emas dunia menjadi terpuruk. Seperti yang diketahui pembelian emas dikonversi dalam dollar, sehingga jika terjadi penguatan terhadap dollar maka harga emas semakin tidak terjangkau untuk dibeli, hal inilah yang akhirnya membuat permintaan emas menjadi menurun. Kemenangan Trump yang juga menghapus adanya resiko dari ketidakpastian politik AS membawa dollar terbang ke 105,088 pada perdagangan kemarin. Posisi ini adalah posisi tertinggi sejak 9 Juli 2024 atau lebih dari tiga bulan. “Kemenangan Trump yang sangat signifikan menghilangkan elemen risiko (ketidakpastian). Sementara penguatan dolar pagi itu turut menurunkan harga emas,” tutur O’Connel, dikutip dari Reuters.

Pelemahan harga emas dunia yang juga membawa harga fisik emas JFXGOLD X turun membuktikan bahwa pergerakan ekonomi saat ini memang tidak bisa ditebak. Minggu lalu Donald Trump berhasil mendongkrak harga fisik emas JFXGOLD X, namun siapa sangka pada hari Senin minggu ini, justru Donald Trump juga lah yang membawa turun harga emas dunia. Deklarasi kemenangan Trump ini berhasil membuat harga fisik emas JFXGOLD X mengalami pelemahan sebanyak 2,34% dalam waktu 1 minggu.

Meskipun mengalami pelemahan, perlu dipahami bahwa harga emas akan terus bergerak naik. Oleh karena itu penurunan harga fisik emas JFXGOLD X yang saat ini sedang terjadi bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dengan memilih untuk melakukan transaksi pembelian dan menabungkan fisik emasnya sampai dengan menemukan waktu terbaik untuk memilih melakukan transaksi penjualan.

Hari ini Fisik Emas JFXGOLD X Turun, Saatnya beli! Read More »

Uncategorized

Di Luar Dugaan, Harga Emas Malah Terjun Setelah Dibantu AS

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas malah melemah setelah inflasi Amerika Serikat (AS) melandai. Emas juga melemah meskipun bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diproyeksi segera mengakhiri kenaikan suku bunga.

Pada perdagangan Selasa (13/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.943,33 per troy ons. Harganya melandai 0,69%. Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif emas yang juga melemah sejak Jumat pekan lalu. Harga emas sudah ambruk 1,24% dalam tiga hari terakhir.

Harga emas masih melemah pada hari ini. Pada perdagangan Rabu (14/6/2023) pukul 07: 00 WIB, harga emas berada di US$ 1.943,03. Harganya melemah 0,02%.

Harga emas tetap melandai meskipun inflasi AS turun tajam. Hal ini berbanding terbalik dengan proyeksi banyak orang sebelumnya yang memperkirakan emas akan melaju kencang saat inflasi AS melandai.

Inflasi menjadi salah satu pertimbangan The Fed dalam menentukan suku bunga. Dengan inflasi yang melandai maka The Fed diharapkan segera mengakhiri kenaikan suku bunga. 

Inflasi AS tercatat 4,0 % (year on year/yoy) pada Mei 2023, dari 4,9% (yoy) pada April. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir.
Inflasi Mei juga lebih rendah dari ekspektasi pasar (4,1%).

Secara bulanan (month to month/mtm), inflasi AS juga melemah ke 0,1% pada Mei tahun ini, dari 0,4% pada April.
Sementara itu, inflasi inti-di luar kelompok volatile- tercatat 5,3% (yoy) yang merupakan rekor terendah sejak November 2021.

Inflasi yang turun tajam ini tak pelak langsung meningkatkan ekspektasi pasar mengenai segera melunaknya The Fed. 
The Fed tengah menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari ini dan akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari ini atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 500 bps dalam 10 pertemuan beruntun sejak Maret tahun lalu menjadi 5-5,25%.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat probabilitas sebesar 91,9% The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di 5% – 5,25%.
Artinya, market sudah hampir yakin sepenuhnya mengenai melunaknya The Fed. Probabilitas ini naik tajam dibandingkan pada sehari sebelumnya yang hanya 76%.

Ekspektasi melunaknya The Fed biasanya berdampak positif ke emas. Sebaliknya, hal itu akan berdampak negatif ke dolar AS dan yield atau imbal hasil surat utang pemerintah AS. Namun, hal ini tidak terjadi kemarin.

Indeks dolar hanya melemah tipis kemarin menjadi 103,3 kemarin dari hari sebelumnya 103,7. Sebaliknya, imbal hasil surat utang pemerintah AS malah menguat menjadi 3,84% dari 3,77% pada hari sebelumnya.
Meningkatnya imbal hasil ini tidak berdampak ke emas karena emas tidak menawarkan imbal hasil seperti surat utang.

Analis independen, Tai Wong, menjelaskan emas tetap melemah karena masih ada peluang The Fed menaikkan suku bunga karena inflasi inti masih kencang.

Inflasi inti- di luar kelompok volatile- AS masih tercatat 5,3% (yoy) pada Mei 2023, turun sedikit dibandingkan pada April yang tercatat 5,5%.
“Emas tidak bisa menikmati dampak positif dari melandainya inflasi karena meningkatnya kekhawatiran The Fed akan tetap menaikkan suku bunga,” tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.

Analis dari TD Securities, Daniel Ghali, mengatakan pelemahan emas menunjukkan jika pelaku pasar sudah priced in dengan melandainya inflasi. Sebagian pelaku pasar menginginkan The Fed segera memangkas suku bunga bukan mempertahankan.

“Pelaku pasar jelas sepakat jika The Fed akan segera mengakhiri kenaikan tetapi pasar akan bereaksi berbeda dengan dipertahankannya suku bunga,” tutur Ghali.

Di Luar Dugaan, Harga Emas Malah Terjun Setelah Dibantu AS Read More »

news feed

Kabar Buruk dari Amerika Ini Disambut Gembira Pemilik Emas

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas terbang setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan kenaikan jumlah klaim pengangguran. 

Pada penutupan perdagangan Kamis (9/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.830,89 per troy ons. Harga sang logam mulia melonjak 0,95%.

Harga emas juga masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Jumat (10/3/2023) pukul 06: 12 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.831,81 per troy ons. Harganya menguat 0,05%.

Penguatan emas ditopang oleh data klaim pengangguran AS. Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran pada pekan yang berakhir per 4 Maret 2023 mencapai 211.000 orang. Jumlah tersebut naik 21.000 dibandingkan pekan sebelumnya.

Laporan Challenger, Gray & Christmas Inc bahkan menyebut jika jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di Amerika pada Januari-Februari 2023 menembus 180.000. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak 2009.

Jumlah PHK pada Februari mencapai 77.770 atau lima kali lebih besar dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Data buruk ini disambut bahagia pelaku pasar emas. Dengan meningkatnya pengangguran maka ada peluang bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengeram kebijakan moneter ketatnya.

Seperti diketahui, harga emas ambruk 1,81% pada perdagangan Selasa (7/3/2023) setelah Chairman The Fed Jerome Powell menegaskan jika The Fed tak ragu menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi dengan periode lebih lama selama inflasi masih tinggi.

“Emas menjalani pekan berat pada minggu ini karena pernyataan Powell. Namun, kenaikan klaim pengangguran membuat harga emas naik,” tutur analis RJO Futures, Bob Haberkorn, dikutip dari Reuters.

Pernyataan Powell langsung melambungkan dolar AS. Indeks dolar menguat ke posisi 105,62, atau level tertingginya sejak November 2022.

Kondisi ini tentu saja tidak baik untuk emas karena harga sang logam mulia menjadi mahal. Indeks dolar langsung jatuh ke 105,31 kemarin setelah sempat terbang ke 105,66 pada Rabu (8/3/2023).

“Fakta bahwa ada celah (data ekonomi) ada jumlah tenaga kerja membuat pelaku pasar emas memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan mendatang,” imbuh Haberkorn.

The Fed akan menggelar pertemuan pada 21-22 Maret mendatang. Pasar saat ini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps setelah pernyataan hawkish Powell.


The Fed sendiri sudah menaikkan suku bunga acuan hingga 450 bps dalam setahun terakhir di mana kenaikan terakhir adalah sebesar 25 bps pada awal Februari 2023.

“Jika proyeksi pasar meleset maka emas bisa terus tertekan ke kisaran US$ 1.788 per troy ons,” tutur Erik Bregar, Direktur FX & Precious Metals Risk Management pada Silver Gold Bull Inc, kepada Reuters.

Kabar Buruk dari Amerika Ini Disambut Gembira Pemilik Emas Read More »

Headline
Scroll to Top