Harga Emas Hari Ini, Senin 6 Maret 2023, Kabar Baik The Fed
Harga emas hari ini berpotensi naik karena ekspektasi The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga ke depan.
Harga Emas Hari Ini, Senin 6 Maret 2023, Kabar Baik The Fed Read More »
Harga emas hari ini berpotensi naik karena ekspektasi The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga ke depan.
Harga Emas Hari Ini, Senin 6 Maret 2023, Kabar Baik The Fed Read More »
Jakarta – Kurs dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi ini menguat tipis. Dolar AS menguat 0,32 % terhadap rupiah. Berdasarkan data RTI, pada pagi ini, dolar AS berada di level 15.291, menguat 35 poin terhadap rupiah atau 0,32%. Dolar AS bergerak di rentang 15.227 hingga 15.299. Sudah sebulan ini dolar AS terus menunjukkan keperkasaan terhadap rupiah. Dalam sebulan mata uang Negeri Paman Sam ini menguat 2,69%, kemudian menguat 0,47% dalam sepekan. Sementara itu, data Reuters mencatat, dolar AS terhadap rupiah kini berada di level 15.259
Dolar AS Menguat Tipis, Segini Nilainya Terhadap Rupiah Read More »
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas berbalik menguat setelah kemarin melemah tipis. Dalam sepekan terakhir, harga emas cenderung menguat. Jumat (3/3) pukul 7.30 WIB, harga emas spot menguat 0,13% ke US$ 1.838,28 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas spot mengakumulasikan kenaikan 1,50%. Sedangkan harga emas kontrak April 2023 di Commodity Exchange menguat 0,23% ke US$ 1.844,80 per ons troi pada hari ini. Harga emas berjangka ini menguat total 1,52% dalam sepekan. Harga emas melemah pada hari Kamis karena data pekerjaan mingguan Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan pasar tenaga kerja yang ketat yang dapat membuat Federal Reserve pada siklus kenaikan suku bunga, menopang dolar dan imbal hasil Treasury. Data sebelumnya menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk pengangguran turun lagi minggu lalu. “Dengan ketatnya pasar tenaga kerja, dolar AS menguat lebih tinggi dan imbal hasil membebani emas,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago kepada Reuters. Indeks dolar naik 0,6%, membuat emas lebih mahal bagi pemegang pembeli mata uang lainnya. Benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun AS melayang di dekat level tertinggi sejak awal November 2022, membebani emas yang tidak menghasilkan bunga. Data harga konsumen AS pekan depan depan dapat memberi investor lebih banyak petunjuk tentang jalur suku bunga menuju pertemuan Fed pada 21-22 Maret. Pelaku pasar memperkirakan, suku bunga acuan Fed Funds Rate akan naik 25 basis points (bps). “Saya pikir pasar akan mengalami reli lega setelah itu, setiap kali mendapatkan kenaikan, kita mendekati akhir (kenaikan suku bunga),” kata Streible. Pejabat bank sentral AS terbagi mengenai apakah suku bunga yang lebih ketat diperlukan atau hanya mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk jangka waktu yang lebih lama. Bank sentral AS masih menghadapi inflasi yang jauh lebih tinggi dari target 2%.
Harga Emas Menguat 1,5% Dalam Sepekan Hingga Jumat (3/3) Pagi Read More »
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas melandai kemarin setelah terbang dalam tiga hari sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (2/3/2023), emas mengakhiri perdagangan di posisi US$ 1.836,00. Harganya melemah tipis 0,04%. Pelemahan emas kemarin memutus tren positif emas yang melonjak 1,43% pada tiga hari sebelumnya. Sang logam mulia mulai menguat lagi pada pagi hari ini. Pada perdagangan Jumat (3/3/2023) pukul 06: 30 WIB, harga emas menguat tipis 0,07% ke posisi US$ 1.837,35 per troy ons. Melemahnya emas pada penutupan perdagangan kemarin disebabkan oleh lonjakan pada yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun merangkak naik ke 3,996%. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak 9 November 2022 atau hampir tiga bulan terakhir. Yield meningkat karena pelaku pasar mulai khawatir bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan kebijakan ketat. Terlebih, data pengangguran AS menunjukkan ekonomi AS masih kencang. Klaim pengangguran di AS turun selama tiga pekan terakhir. Pada pekan yang berakhir 25 Februari 2023, klaim pengangguran AS mencapai 190.000, turun dari pekan sebelumnya yang menembus 192.000. Analis Blue Line Futures, Phillip Streible, mengatakan pelaku pasar kini menunggu data inflasi Februari yang akan keluar pada 14 Maret 2023. Data inflasi akan menjadi pertimbangan The Fed pada pertemuan mereka 21-22 Maret. “Pasar mungkin akan merasa lega setelah itu. Setiap kali ada kenaikan suku bunga, pada akhirnya pasar melihatnya sebagai sebuah perjalanan menuju berakhirnya siklus (kenaikan),” tutur Streible, dikutip dari Reuters.
Rehat Dulu, Harga Emas Turun Setelah Terbang Tiga Hari Read More »
Harga Emas Comex dan turun 0,27 persen ke 1.840,50 dolar pada penutupan perdagangan (2/3/2023) karena investor melakukan aksi ambil untung setelah dolar AS naik
Harga Emas Turun Terpicu Penguatan Dolar AS dan Aksi Ambil Untung Investor Read More »
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas mulai naik secara perlahan. Pada perdagangan awal Maret, Rabu (1/3/2023), emas mengakhiri perdagangan di posisi US$ 1.836,81. Harganya menguat 0,53%. Penguatan kemarin memperpanjang tren positif emas yang juga menguat tipis-tipis dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Dalam tiga hari perdagangan terakhir, harga emas melonjak 1,43%. Sang logam mulia juga masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan Kamis (2/3/2023) pukul 06: 20 WIB, harga emas menguat tipis 0,06% ke posisi US$ 1.837,83 per troy ons. Penguatan emas ditopang oleh sentimen positif dari China. Menggeliatnya ekonomi Tiongkok yang tercermin dalam aktivitas manufaktur langsung disambut gembira pelaku pasar. Manufacturing purchasing managers’ index (PMI) China melonjak ke 52,6 pada Februari 2023, dari 50,1 pada Januari. Kenaikan indeks ini menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok semakin ekspansif. Lonjakan PMI China bahkan mampu meredam keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS). Juga, sedikit meredam kekhawatiran pasar mengenai kelanjutan kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Indeks dolar ditutup di posisi 104,48 kemarin, turun 0,37% dibandingkan hari sebelumnya. Pelemahan dolar AS akan menguntungkan emas karena harganya semakin terjangkau untuk investasi. China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Tiongkok juga merupakan konsumen terbesar untuk sejumlah komoditas seperti emas sehingga pergerakn ekonomi China diyakini bakal berdampak kepada emas. “Pasar optimis dengan pemulihan ekonomi China menyusul data ekonomi mereka yang sangat kuat. Kondisi ini menghentikan rally dollar,” tutur analis Ross Norman, dikutip Reuters. Norman memperkirakan data ekonomi China masih akan menopang pergerakan emas ke depan. Terlebih, permintaan emas secara fisik dari China juga masih melambung. Data World Gold Council menunjukkan bank sentral China (The People’s Bank of China/PBoC) melakukan pembelian emas sebanyak 62,2 ton pada 2022. Pembelian dalam jumlah besar tersebut membuat cadangan emas mereka kini menyentuh di atas 2.000 ton untuk pertama kalinya dalam sejarah. “Emas akan dicari lagi oleh aksi bargain hunting. Titik support emas kemungkinan ada di US$ 1.808,” imbuh Norman.
Amerika Minggir Dulu, Investor Emas Lagi Bahagia Bareng China Read More »
Investing.com – Harga emas kembali turun tipis pada hari Rabu setelah mencatatkan pemulihan selama dua hari dari level terendahnya tahun ini, dengan fokus tersisa pada sinyal lanjutan perkembangan ekonomi AS dan Federal Reserve. Logam mulia telah jatuh selama lima hari berturut-turut ke level terendah sejak akhir Desember, pasalnya serangkaian data inflasi AS yang kuat dan sinyal hawkish dari The Fed mendorong investor keluar dari aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, terutama logam. Emas spot turun 0,1% ke $1.825,29/oz, dan emas berjangka turun 0,1% di $1.831,95/oz pukul 07.03 WIB. Kedua instrumen ini naik sekitar 1% selama dua sesi terakhir. Pasar logam mendapat sedikit bantuan dari beberapa data aktivitas bisnis AS dan kepercayaan konsumen yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Selasa, yang mengindikasikan bahwa beberapa aspek ekonomi melambat di bawah kenaikan suku bunga. Pasar memperkirakan bahwa perlambatan lebih lanjut dalam ekonomi AS tahun ini akan mendorong the Fed untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunganya, yang dapat menguntungkan emas dan logam mulia lainnya. Namun, bank sentral belum memberikan indikasi kapan akan menghentikan kenaikan suku bunga, dan juga mengatakan bahwa mereka sedang mengupayakan pendinginan lebih lanjut dalam perekonomian. Fokus minggu ini yaitu data aktivitas bisnis untuk bulan Februari, yang akan dirilis pada hari Rabu dan Kamis. Sektor manufaktur AS diperkirakan akan tetap berada di wilayah kontraksi, mengimbangi kekuatan di sektor jasa. Setiap tanda-tanda pelemahan lain ekonomi AS dapat menopang harga logam. Pasar logam dilanda kenaikan suku bunga pada tahun 2022, yang membuat trader berharap adanya tanda-tanda perlambatan kenaikan suku bunga. Dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi dua bulan terhadap sejumlah mata uang, juga menekan harga logam setelah melakukan pemulihan yang kuat tahun ini. Logam mulia lainnya turun pada hari Rabu. Platinum turun 0,4% di $951,80/oz, dan perak turun 0,4% di $20,983/oz. Kedua logam turun dari kenaikan yang kuat di sesi sebelumnya. Di antara logam industri, harga tembaga turun sedikit pada hari Rabu setelah reli kuat selama tiga hari di tengah harapan pemulihan permintaan di China. Tembaga turun 0,1% ke $4,0728, setelah melonjak hampir 3% selama tiga sesi terakhir. Pasar menunggu data aktivitas bisnis dari China, yang akan dirilis hari ini, untuk mendapat isyarat lain mengenai pemulihan ekonomi di negara pengimpor komoditas terbesar di dunia tersebut. Sementara perkembangan sore ini, nikel naik 1,79% pukul 16.00 WIB, timah masih turun 1,99% di ICE London pada penutupan Jumat, dan tembaga naik 1,58%. Adapun, karet turun 1,5% pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle ICE London berada di 197,00, kakao AS naik 1,6% pada dini hari. Serta, kopi robusta di London turun 0,23% dan gas alam naik 0,47% pukul 16.03 WIB. Untuk mata uang, USD/JPY turun 0,4%, GBP/JPY naik 0,16%, GBPUSD naik 0,57%, EURUSD naik 0,73%, dan AUD/USD naik 0,7% pukul 16.05 WIB. Kripto bitcoin naik 2,42% BTC/USD dan ethereum naik 2,07% (ETH/USD). Lainnya, ETC/USD naik 1,43%.
Harga Emas Kembali Turun setelah Rebound dari Level Terendah 2023 Read More »
Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, karena dolar AS melemah setelah para pedagang mengambil keuntungan.
Harga Emas Mendarat di Level Hijau Berkat Taking Profit di Dolar AS Read More »
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas menguat cukup tajam pada perdagangan kemarin. Namun, sang logam mulia diproyeksi masih akan mendapat tekanan tajam ke depan. Pada penutupan perdagangan Senin (27/2/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.817,31 per troy ons. Harga sang logam mulia menguat 0,36%. Penguatan tersebut mengakhiri tren negatif emas yang terjadi dalam lima hari perdagangan sebelumnya. Sepanjang periode 20-24 Februari 2023 tersebut emas ambruk 1,67%. Penguatan emas masih berlanjut pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Selasa (28/2/2023) pukul 06: 24 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.817,39 per troy ons.Harganya menguat tipis 0,002%. Kendati menguat kemarin, analis FXTM, Lukman Otunuga, memperkirakan emas akan kesulitan menguat ke depan. Sampai dengan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 21-22 Maret mendatang, harga emas akan labil cenderung melemah. Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada rapat tersebut akan sangat menentukan gerak emas setelahnya. “Fed sudah berkali-kali menekankan langkah penting untuk menekan inflasi yang naik pada Januari 2023. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan suku bunga akan menyeret harga emas terus melemah,” tutur Otunuga, dikutip dari Reuters. Kenaikan suku bunga The Fed akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Kondisi ini tentu bukan yang hal yang bagus bagi pergerakan emas. Dolar AS yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau karena mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga akan kalah saing dengan surat utang pemerintah AS. Otunuga memperkirakan titik emas akan melandai ke kisaran US$ 1.800. Sejumlah analis bahkan memperkirakan titik support emas akan turun ke US$ 1.790. “Emas akan sangat sensitive terhadap pernyataan atau apapun yang terkait dengan kebijakan The Fed. Juga, dengan setiap pergerakan data ekonomi AS,” ujar Otunuga.
Emas Akhiri Tren Buruk, Sanggupkan Terus Menguat? Read More »
Jakarta, CNBC Indonesia – Emas sempat melambung karena perang Rusia-Ukraina. Namun, emas kemudian takluk oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Emas bergerak di kisaran US$ 1.920 per ton sebelum perang Rusia-Ukraina meletus setahun yang lalu, 24 Februari 2022. Perang meletus dan harga emas mengangkasa dari US$ 1.957,48 pada 24 Februari menjadi US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Agustus 2020. Emas merupakan aset aman yang dicari sebagai hedging di tengah ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik. Emas kemudian melandai hingga ke level US$ 1.920 pada awal April sebelum melonjak kembali pada pertengahan April dan menyentuh US$ 1.978,5 per troy ons pada 18 April. Lonjakan harga emas disebabkan buntunya perundingan Rusia dan Ukraina. Namun, masa keemasan emas cukup sampai di sana. Sang logam mulia terus melemah bahkan menyentuh US$ 1.811 per troy ons pada 13 Mei 2022 karena kenaikan suku bunga The Fed. Sang logam mulia juga selalu melemah begitu data-data ekonomi AS bergerak jauh di atas ekspektasi pasar. Kebijakan moneter The Fed yang ketat akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Kondisi ini tentu bukan yang hal yang bagus bagi pergerakan emas. Dolar AS yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau karena mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga akan kalah saing dengan surat utang pemerintah AS. Sempat menguat karena buntunya perundingan Rusia-Ukraina, emas langsung layu begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada pertengahan Juni. Emas menyentuh US$ 1.806 per troy ons pada 30 Juni 2022. Kilau emas semakin luntur dan turun ke kisaran US$ 1.700 pada 5 Juli 2022 karena tingginya ekspektasi pasar mengenai kebijakan hawkish The Fed. Kebijakan hawkish The Fed pada Agustus dan September 2022 membuat emas hingga masuk ke level US$ 1.500 per troy ons. Harga emas mulai membaik pada Januari 2023 setelah The Fed memberi sinyal ada disinflasi di AS. Setahun setelah perang meletus, dampak positif perang ke pergerakan emas tidak berbekas. Kembali memanasnya perang Rusia setelah Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada Senin (20/2/2023) tidak membuat emas bergeming. Harga Emas tetap melemah karena pasar semakin khawatir dengan kelanjutan kebijakan hawkish The Fed setelah data-data menunjukkan ekonomi AS masih berlari kencang. Pada penutupan perdagangan Kamis (23/2/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.822,64 per troy ons. Harga sang logam mulia melemah 0,13%. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 29 Desember 2022. Dengan demikian, emas sudah melandai dalam empat penutupan perdagangan beruntun dengan pelemahan mencapai 1,03%. Harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Jumat (24/2/2023) pukul 07: 10 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.822,96 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,02%
Harga Emas Terbang Karena Rusia, Ambruk Karena Amerika Read More »
Harga emas tertekan penguatan dolar AS karena rencana The Fed yang cenderung hawkish terkait kenaikan suku bunga lanjutan.
Harga Emas Hari Ini, Jumat 24 Februari 2023, Waswas Hawkish The Fed Read More »