Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini berpotensi rebound setelah melemah selama berhari-hari akibat penguatan dolar AS dan meningkatnya imbal hasl obligasi pemerintah AS.
Tim analis Monex Investindo Futures mengatakan harga emas turun US$4,83 ke US$1.822,87 per troy ons pada perdagangan Selasa, setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah harian US$1.815,19 per troy ons. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 9 Maret lalu.
“Harga emas sempat mencoba rebound, tetapi gagal setelah data menunjukkan pembukaan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) meningkat pada Agustus,” tulis analis Monex, Rabu (4/9/2023).
Data dari JOLTs menunjukkan pada Agustus jumlah pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 9,6 juta, lebih banyak dari bulan sebelumnya 8,8 juta, dan mematahkan ekspektasi penurunan 8,6 juta di Trading Central.
Data tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat, dan menegaskan sikap bank sentral AS (The Fed) untuk kembali menaikkan suku bunga dan menahannya di level tinggi dalam waktu yang lama.
Meski demikian, kata analis Monex, isu politik di Amerika Serikat bisa menjaga kinerja emas, apalagi melihat posisinya di level terendah tujuh bulan.
Ketua DPR AS Kevin McCarthy dimakzulkan alias dilengserkan dalam pemungutan suara yang dilakukan Selasa waktu setempat. Pemakzulan ini menjadi yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat.
“Hal ini tentunya memicu ketidakstabilan politik, ada peluang harga emas akan naik di sesi Asia,” jelas Monex.
Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi buy untuk komoditas emas:
Entry Price: US$1.819,92 – US$1.824,85
• Level Support 1: US$1.819,12
• Level Support 2: US$1.813,32
• Level Resistance 1: US$1.827,09
• Level Resistance 2: US$1.833,18