kebijakan the fed

Harga Emas Hari Ini, Senin (25/9/2023), Pantau Dolar AS

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas masih berisiko tertekan akibat peluang kenaikan suku bunga lanjutan Federal Reserve (The Fed) yang membuat dolar AS naik.

Pada perdagangan Senin (25/9/2023) pukul 08.00 WIB, harga emas spot turun 0,02 persen atau 0,39 poin menjadi US$1.924,84 per troy ounce.

Harga emas Comex kontrak Desember 2023 terkoreksi 0,07 persen atau 1,30 poin menuju US$1.944,30 per troy ounce. Federal Reserve pada Rabu (20/9/2023) mempertahankan suku bunga tidak berubah tetapi tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga sekali lagi pada pertemuan November.

Sinyal hawkish The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama memicu reli dolar AS dan mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, sehingga melemahkan harga emas.

“Kebijakan The Fed yang hawkish juga tidak terbukti terlalu populer di kalangan pembeli emas meskipun terdapat optimisme menjelang rilis tersebut. Emas menguat menuju 1.950 dolar AS menjelang keputusan tersebut, sejalan dengan nilai tertinggi dari awal bulan ini, sebelum mengembalikan keuntungan pra-rilis hari itu dan mengakhirinya di zona merah,” kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.

Federal Reserve memperkirakan perekonomian AS akan mengalami soft landing, dengan memperkirakan suku bunga The Fed akan turun dari 5,6 persen pada tahun 2023 menjadi 5,1 persen pada tahun 2024, dan PDB AS akan meningkat sebesar 2,1 persen pada tahun 2023 dan 1,5 persen pada tahun 2024.

The Fed selanjutnya memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2024, bukan empat kali.

Harga Emas Hari Ini, Senin (25/9/2023), Pantau Dolar AS Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, Rabu (20/9/2023), Tunggu Putusan Fed

Bisis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak tipis jelang keputusan suku bunga Federal Reserve dan keputusan suku bunga bank-bank sentral utama lainnya minggu ini.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik 0,30 poin atau 0,02 persen menjadi US$1.953,70 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.958,90 dan terendah di US$1.950,90.

Pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve selama dua hari pada September diadakan pada Selasa (19/9/2021) dan akan berakhir pada Rabu, dengan pengumuman setelah pasar tutup, seperti dikutip dari Antara.

Investor sedang menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu waktu setempat. Para analis pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tetap stabil.

“Pedagang emas terjebak dalam mode menunggu dan melihat (wait-and-see) karena bank-bank sentral akan mengirimkan penentu harga emas,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada keputusan suku bunga yang harus diambil oleh The Fed, Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Jepang (BoJ).

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun berada sedikit di atas level tertinggi Agustus, berpotensi siap untuk mencapai siklus tertinggi baru. Fokus bagi pedagang emas akan dimulai pada The Fed, tetapi kemudian dengan cepat beralih ke keputusan kebijakan BoE dan BoJ.

Para pembuat kebijakan The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga ketika mereka bertemu pada 20 September, namun apa yang dikatakan Ketua Jerome Powell pada konferensi persnya pada Rabu akan diawasi dengan ketat sebagai petunjuk mengenai pemikiran The Fed untuk sisa tahun ini, terutama dengan adanya dua pertemuan kebijakan lagi yang dijadwalkan pada November dan Desember.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pembangunan perumahan baru di AS secara keseluruhan anjlok 11,3 persen menjadi 1,283 juta unit pada Agustus, padahal para ekonom memperkirakan merosot ke angka 1,440 juta unit.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa unit perumahan milik swasta AS yang disahkan berdasarkan izin mendirikan bangunan pada Agustus berada pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,543 juta unit, 6,9 persen di atas tingkat revisi pada Juli sebesar 1,443 juta unit, tetapi 2,7 persen di bawah tingkat pada Agustus 2022 sebanyak 1,586 juta unit.

Dala riset berbeda, Monex Investindo Futures melaporkan harga emas (XAUUSD) turun US$2,29 ke US$1.931,25 per troy ons pada perdagangan Selasa. Pergerakan emas juga cukup tipis menjadi indikasi pelaku pasar menanti pengumuman suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Sebelum The Fed, ada bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) yang akan mengumumkan suku bunga pada pukul 8:15 WIB. Forecast di Trading Central menunjukkan loan price rate tenor 1 tahun tetap sebesar 3,45 persen dan tenor 5 tahun sebesar 4,2 persen.

“Tanpa ada kejutan dari PBoC, harga emas masih akan bergerak volatil menjelang pengumuman suku bunga The Fed. Pada perdagangan sesi Asia Rabu (20/9/2023) harga emas berpotensi turun,” papar Monex.

Harga Emas Hari Ini, Rabu (20/9/2023), Tunggu Putusan Fed Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Sudah Anjlok Tiga Hari Beruntun

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berjangka merosot lagi pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB, tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mendukung lebih banyak kenaikan suku bunga AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terperosok 1,09 persen ditutup pada US$1.923,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.945,10 dan terendah di US$1.922,60 dolar AS.

Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang pada Kamis (22/6/2023) setelah ketua The Fed mendukung lebih banyak kenaikan suku bunga AS meskipun pada “kecepatan yang hati-hati” dan karena serentetan kenaikan suku bunga oleh beberapa bank sentral memicu kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global.

Kenaikan suku bunga oleh bank sentral global juga mengurangi daya tarik emas. Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, lebih besar dari yang diantisipasi para ekonom. Bank sentral di Swiss dan Norwegia juga menaikkan suku bunga. Bank sentral Turki memberikan kenaikan yang cukup besar.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell melanjutkan kesaksiannya kepada Kongres pada Kamis (22/6/2023), memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS itu akan menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lebih banyak tahun ini.

Memberikan sambutannya di acara “Fed listens” di Cleveland, Ohio, pada Kamis (22/6/2023), Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan lebih banyak kenaikan suku bunga diperlukan untuk menjinakkan inflasi.

Sementara itu, dikutip dari Xinhua, data ekonomi yang dirilis pada Kamis (22/6/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 264.000 klaim baru diajukan untuk tunjangan pengangguran berdasarkan penyesuaian musiman di pekan yang berakhir 17 Juni, tidak berubah dari level revisi naik minggu sebelumnya dan level tertinggi aktivitas klaim awal sejak Oktober 2021.

National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang ada (existing home) di AS naik 0,2 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4,3 juta unit pada Mei, sedikit di atas perkiraan para ekonom. Meski demikian, penjualan merosot 20,4 persen dibandingkan dengan Mei tahun lalu.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Sudah Anjlok Tiga Hari Beruntun Read More »

news feed

Harga Emas Kemarin Sempat Pecah Rekor, Mungkinkah Kembali Terulang?

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB, selama tiga hari berturut-turut karena investor bereaksi terhadap sinyal Federal Reserve (The Fed) yang siap untuk gencatan senjata dalam perang melawan inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 0,92 persen menjadi ditutup pada US$2.055,70 per ounce setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.085,40 yang merupakan posisi tertinggi sepanjang masa dan terendah di US$2.038,50.

Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (3/5/2023). The Fed menghapus perkataan “beberapa penguatan kebijakan tambahan mungkin tepat” dalam pengumumannya setelah pertemuan, menandakan bahwa siklus kenaikan suku bunga mungkin akan berakhir.

“Dukungan kuat untuk kenaikan emas mengingat semua gejolak perbankan dan meningkatnya risiko bahwa AS akan mengalami resesi yang sulit,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA dikutip dari Antara, Jumat (5/5/2023).

“Ekonomi riil akan banyak terpukul mengingat apa yang kita lihat dengan keuangan dan itu akan membuat permintaan untuk aset safe-haven tetap tinggi. Emas akan bersinar mengingat latar belakang makro ini dan mungkin mengincar pergerakan di atas 2.100 dolar AS jika sentimen de-risking di Wall Street tetap ada selama beberapa sesi berikutnya.

” Data ekonomi yang dirilis Kamis (4/5/2023) juga mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa produktivitas AS anjlok sebesar 2,7 persen pada kuartal pertama 2023 setelah melonjak sebesar 1,6 persen yang direvisi pada kuartal keempat 2022. Penurunan tersebut jauh lebih besar dari yang diharapkan.

Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS naik 13.000 menjadi 242.000 dalam pekan yang berakhir 29 April. Perkiraan median dalam survei para ekonom adalah untuk 240.000 permohonan.

Laporan pekerjaan bulanan AS akan keluar pada Jumat waktu setempat. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli menguat 2,13 persen, menjadi ditutup pada US$26,227 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot US$11,50 atau 1,08 persen, menjadi menetap pada US$1.050,30 per ounce.

Harga Emas Kemarin Sempat Pecah Rekor, Mungkinkah Kembali Terulang? Read More »

news feed

Harga Emas Dunia Hari Ini Berpotensi Melaju Naik ke US$2,016 per Ounce

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia berpotensi menguji level US$1,949 per troy ounce sampai dengan US$2,016 per troy ounce pada perdagangan hari ini.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi meyakini harga emas dunia bakal menguat ditopang oleh sejumlah sentimen. Salah satunya adalah sikap investor untuk beralih ke asset safe haven. Akibat bank Deutsche Bank asal Jerman menjadi nama besar terbaru yang terperangkap dalam krisis perbankan AS-ke-Eropa.

“Dalam penutupan pasar akhir pekan lalu harga emas dunia melemah ke US$ 1,976,00 per troy ounce. Pada perdagangan Senin, emas dunia  akan di perdagangkan menguat di rentang US$1,949.56 per troy ounce – US$2,016.45 per troy ounce,” tulisnya dalam riset, Sabtu (27/3/2023).

Ibrahim menambahkan kekhawatiran inflasi yang meningkat juga membuat emas tetap di benak investor meskipun Federal Reserve mengatakan mungkin hanya ada satu lagi kenaikan suku bunga AS dalam siklus kenaikan saat ini. Di Amerika Serikat, Menteri Keuangan AS Janet Yellen membuat para regulator keuangan negara yang disebut Dewan Pengawas Stabilitas Keuangan berunding, untuk memutuskan langkah selanjutnya.

Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Sabtu pagi WIB, karena aksi ambil untung usai memecahkan rekor sepanjang masa.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh 0,61 persen menjadi US$1.983,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.006,50 dan terendah di US$1.977.70.

Meski terkoreksi di akhir pekan, selama lima hari perdagangan harga emas masih mampu menguat 0,5 persen. Kekhawatiran inflasi yang meningkat juga membuat emas menarik bagi investor meskipun seorang pejabat senior Federal Reserve mengatakan pada Jumat (24/3/2023).

Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard mengatakan kepada wartawan pada Jumat (24/3/2023) bahwa Federal Reserve kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diperkirakan. Setelah melihat respons cepat regulator AS meredakan tekanan di sektor perbankan, sementara ekonomi dan inflasi tetap lebih kuat dari yang diharapkan.

“Harga emas akan tetap didukung di tengah meningkatnya ketidakpastian kebijakan ekonomi AS dan risiko kenaikan inflasi,” kata analis BCA Research yang berbasis di Montreal dalam sebuah catatan yang dilansir dari Antara.

Harga Emas Dunia Hari Ini Berpotensi Melaju Naik ke US$2,016 per Ounce Read More »

Headline

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Usai The Fed Mengakhiri Sikap Hawkish

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada akhir perdagangan berkat ditopang penguatan suku bunga oleh The Fed sebesar 25 basis poin.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, pada Rabu (22/3/2023), melonjak 2,37 persen menjadi US$1.995,90 per ounce. Hal itu adalah level penyelesaian tertinggi sejak 10 Maret 2022, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.005,10 dan terendah US$1.967,30.

Pasar menjadi bullish sekalipun Ketua Federal Reserve Jerome Powell menolak ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga tahun ini. Pasalnya, pasar berfokus pada sikap The Fed yang kurang hawkish terhadap pernyataan tersebut, yang menunjukkan bank sentral akan segera mengakhiri siklus kenaikan suku bunga.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan selama dengar pendapat di hadapan subkomite Senat pada Rabu (22/3/2023) bahwa regulator AS tidak ingin memberikan jaminan simpanan “menyeluruh” untuk menstabilkan sistem perbankan AS tanpa bekerja sama dengan anggota parlemen, dan bahwa kepala-kepala pemberi pinjaman Amerika yang baru saja gagal harus dimintai pertanggungjawaban.

“Saya belum mempertimbangkan atau mendiskusikan apapun yang berkaitan dengan jaminan menyeluruh atau jaminan simpanan,” kata Yellen dilansir dari Antara.

Sementara itu, Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA berpendapatan emas menjadi perdagangan favorit di Wall Street karena banyak pedagang tetap gugup pasca-Fed dan seberapa cepat otoritas AS dapat menahan gejolak perbankan lebih lanjut.

“Emas akan bersinar di sini dan tampaknya diposisikan untuk menemukan posisi di atas level 2.000 dolar AS. Lari ke wilayah rekor tidak terlalu jauh dan bisa terjadi jika masalah stabilitas keuangan tidak mereda.

” Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 47 sen atau 2,06 persen, menjadi ditutup pada 23,256 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah 5,90 dolar AS atau 0,60 persen menjadi menetap pada 992,90 dolar AS per ounce.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Usai The Fed Mengakhiri Sikap Hawkish Read More »

news feed

Harga Emas Mendarat di Level Hijau Berkat Taking Profit di Dolar AS

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, karena dolar AS melemah setelah para pedagang mengambil keuntungan dari kenaikan greenback baru-baru ini.

Melansir dari Antara, kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange terangkat 0,43 persen menjadi US$1.824,90 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.827 dan terendah di US$1.812.

Harga emas berjangka tergelincir 0,53 persen menjadi US$1.817 pada Jumat (24/2/2023), setelah anjlok 0,80 persen menjadi US$1.826 pada Kamis (23/2/2023), dan turun tipis 0,05 persen menjadi p US$1.841,50 dolar AS pada Rabu (22/2/2023).

Adapun, kontrak berjangka emas kehilangan 23,30 dolar AS atau 1,80 persen pekan lalu. Sementara itu, Dolar AS melemah pada perdagangan Senin (27/2/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,51 persen menjadi 104,6775.

Data ekonomi yang dirilis Senin (27/2/2023) menghasilkan data beragam sehingga membuat investor bergerak fluktuatif. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan baru AS untuk barang-barang tahan lama turun 4,5 persen menjadi 272,3 miliar dolar AS pada Januari, menyusul kenaikan 5,1 persen pada Desember. Penurunan pada Januari ini merupakan yang kedua dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu, National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa indeks penjualan rumah tertunda AS, indikator utama penjualan rumah berdasarkan penandatanganan kontrak, naik 8,1 persen menjadi 82,5 pada Januari, kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 2020.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 14,30 sen atau 0,68 persen, menjadi ditutup pada 20,793 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 34 dolar AS atau 3,74 persen, menjadi menetap pada 941,90 dolar AS per ounce.

Sementara itu, tim riset MIFX memperkirakan outlook kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini setelah data inflasi yang kembali naik baru-baru ini berpeluang menekan turun harga emas. Mereka berpendapat harga emas berpeluang dijual menguji level support US$1798 selama harga tidak mampu menembus level resistance US$1813.

Akan tetapi, bila mampu bergerak lebih tinggi dari level resistance tersebut maka harga emas berpotensi dibeli menargetkan level resistance selanjutnya ke US$1820.

Harga Emas Mendarat di Level Hijau Berkat Taking Profit di Dolar AS Read More »

Headline

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Naik Tipis Usai Data AS Meluncur

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat tipis pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB karena investor bereaksi terhadap rilis data indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat untuk Januari 2023.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 0,10 persen menjadi US$1.865,40 dolar AS per ounce.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa (14/2) bahwa IHK AS, indikator inflasi penting, naik 0,5 persen pada Januari secara bulan ke bulan, kenaikan terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari 0,4 persen yang diharapkan oleh para ekonom.

Secara tahun ke tahun, IHK Januari melambat menjadi 6,4 persen dari 6,5 persen pada Desember, level terendah dalam 15 bulan dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 6,2 persen.

Beberapa pedagang berpendapat bahwa risiko Federal Reserve harus tetap agresif dalam menaikkan suku bunga tinggi, sementara yang lain yakin bahwa puncak suku bunga akan tercapai musim panas ini.

Presiden Federal Reserve Richmond, Tom Barkin mengatakan dalam sebuah wawancara televisi Bloomberg pada Selasa (14/2) bahwa dia mengharapkan inflasi memiliki persistensi yang jauh lebih besar daripada yang diinginkan semua orang. “Inflasi normal, tapi turun perlahan,” kata Barkin dikutip dari Antara.

Presiden Federal Reserve Dallas, Lorie Logan mengatakan dalam pidatonya di Prairie View A&M University pada Selasa (14/2) bahwa ada risiko Federal Reserve melakukan terlalu sedikit pengetatan kebijakan moneter, dan ekonomi tetap terlalu panas dan bank sentral gagal mengendalikan inflasi.

“Itu bisa memicu spiral ekspektasi inflasi yang tidak terpenuhi dengan sendirinya yang akan sangat mahal untuk dihentikan,” kata Logan dikutip dari Antara.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret, naik 2,1 sen atau 0,1 persen, menjadi menetap pada US$21,873 per ounce. Platinum untuk pengiriman April anjlok US$20,2 dolar AS atau 2,11 persen, menjadi ditutup pada US$939,20 per ounce.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Naik Tipis Usai Data AS Meluncur Read More »

Headline

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Menguat di Tengah Potensi Disinflasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, menyusul pernyataan Ketua The Fed AS Jerome Powell bahwa proses disinflasi telah dimulai dan dolar AS yang lebih lemah memberikan dorongan tambahan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, bertambah 0,28 persen menjadi US$1.884,80 dolar AS per ounce.

Dalam pidatonya di Economic Club of Washington, Powell mengatakan Federal Reserve perlu terus menaikkan suku bunga. Tapi dia memperkirakan perlambatan inflasi, dengan mengatakan proses disinflasi telah dimulai, meski prosesnya akan memakan waktu cukup lama dan tidak akan mulus.

“Jika laporan pasar tenaga kerja yang kuat atau laporan inflasi yang lebih tinggi terus berlanjut, The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih dari harga saat ini,” kata Powell dikutip dari Antara.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin selama setahun terakhir, membawanya ke puncak 4,75 persen dari hanya 0,25 persen setelah wabah COVID-19 pada Maret 2020.

“Risiko sebenarnya adalah berapa banyak kenaikan suku bunga yang bisa kita lakukan, daripada jumlah kenaikan berikutnya,” kata Saira Malik, kepala investasi di manajer aset Nuveen.

Para ekonom bertaruh pasar pekerjaan yang tidak stabil akan memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lebih banyak daripada yang diantisipasi Powell.

Sementara itu, dolar AS tergelincir pada Selasa (7/2/2023) dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,19 persen menjadi 103,4120 pada pukul 20.00 GMT, memberikan dukungan lebih lanjut terhadap emas.

Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (7/2/2023) bahwa defisit perdagangan AS secara keseluruhan naik 12,2 persen menjadi mendekati satu triliun dolar pada 2022.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 6 sen atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 22,177 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah 1,19 persen, menjadi menetap pada 986,20 dolar AS per ounce.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Menguat di Tengah Potensi Disinflasi Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Menguat Tipis Usai Tren Bearish

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB karena investor memburu harga murah setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih kuat memicu aksi profit taking perkan lalu.

Mengutip dari Antara, Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terkerek 0,15 persen menjadi US$1.879,50 per ounce. Harga emas berjangka menetap di level terendah dalam lebih dari tiga minggu dan jatuh 2,7 persen minggu lalu mencatatkan minggu terburuknya dalam tujuh bulan.

Namun demikian, kenaikan indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi kenaikan emas.

Pasar sekarang menunggu lebih banyak isyarat ekonomi dari diskusi dengan Ketua Jerome Powell di Economic Club of Washington D.C. pada Selasa waktu setempat. Setiap komentar tentang data tenaga kerja baru-baru ini dan jalur inflasi akan diawasi dengan ketat.

Para pelaku pasar juga menunggu Presiden AS Joe Biden yang akan menyampaikan pidato kenegaraannya pada Selasa malam.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 16,8 sen atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 22,237 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 5,70 dolar AS atau 0,58 persen, menjadi ditutup menetap pada 974,60 dolar AS per ounce.

Data ekonomi yang membaik tersebut membantu minat beli pasar terhadap dolar AS dan menekan minat pasar pada logam emas. Walau rencana The Federal Reserve untuk tidak menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi dapat membantu menopang harga emas menguat,” ungkap Analis MIFX Faisyal dalam riset, Senin (6/2/2023).

Dolar AS juga berbalik menguat setelah anjlok ke level terendahnya sejak April 2022 karena adanya ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed akan segera mengendalikan laju kenaikan suku bunga. Data tersebut memacu ekspektasi bahwa pembuat kebijakan Federal Reserve tak akan punya banyak pilihan selain mempertahankan suku bunga tinggi untuk memerangi inflasi.

MIFX memperkirakan sentimen data tenaga kerja AS masih berpeluang menopang naik dolar AS, sehingga harga emas masih mungkin tertekan di tengah minimnya data ekonomi penggerak.

“Tetapi dengan aksi beli kembali berlanjut, harga emas bisa naik ke atas level US$1.885, dan aksi beli berpotensi menopang harga emas kembali ke atas level US$1.900,” paparnya.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Menguat Tipis Usai Tren Bearish Read More »

news feed

Ada Santa Claus Rally Harga Emas Bisa Bullish?

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dalam sebulan terakhir terpantau mulai nyaman di zona hijau. Analis memproyeksikan harga emas akan berada pada tren bullish sepanjang Desember tahun ini, terimbas Santa Claus Rally.

Mengutip data Bloomberg per Rabu (7/12/2022), harga emas Comex terpantau naik 1,60 poin atau 0,09 persen ke US$1.784 per ons.

Adapun, harga emas Spot naik 1,31 poin atau 0,07 persen ke US$1.772 per ons. Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Anthony Kevin menyebutkan positifnya kinerja pasar saham AS memiliki dampak terhadap kinerja emas selaku instrumen safe haven.

Pada umumnya, pasar saham AS dan emas akan memiliki korelasi negatif. Ketika pasar saham AS sedang bullish, maka harga emas akan turun karena pelaku pasar akan melikuidasi posisinya di instrumen safe haven seperti emas dan mengalihkannya ke instrumen yang lebih berisiko seperti saham.

Sebaliknya, ketika pasar saham AS sedang bearish, maka harga emas akan naik karena pelaku pasar akan melikuidasi posisinya di instrumen yang lebih berisiko seperti saham dan mengalihkannya ke instrumen safe haven seperti emas.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir dari 2017-2021, justru muncul fenomena yang baru. Terlepas dari kinerja pasar saham AS yang masih baik pada bulan Desember, harga emas justru bisa mencatatkan kinerja yang tidak kalah cemerlang.

“Menurut kami, penyebabnya adalah dalam beberapa tahun terakhir perekonomian dunia dihadapkan pada risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya,” paparnya dalam riset, dikutip Rabu (7/12/2022).

Alhasil, wajar jika dalam beberapa tahun terakhir pelaku pasar tidak mau terlalu banyak masuk ke pasar saham pada Desember, walaupun secara historis, Desember merupakan bulan yang seksi untuk bertindak lebih agresif yang menyebabkan Santa Claus Rally, atau reli pada Desember karena optimisme pelaku pasar yang meningkat menjelang tahun yang baru.

“Pasalnya, saat ini banyak sentimen negatif yang menghantui benak mereka, sehingga bisa dimengerti kalau mereka sedikit bermain aman dengan tetap mengincar instrumen safe haven seperti emas,” jelasnya.

Pada akhir tahun ini, ada sentimen yang berpotensi agak menahan kinerja indeks saham AS, yakni pertemuan para pejabat The Federal Reserve selaku bank sentral AS pada 13-14 Desember 2022 waktu setempat.

Sebagai catatan, Pada awal November 2022 The Fed mengesahkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) yang menandai kenaikan sebesar 75 bps selama empat bulan beruntun. Kini, Federal Funds Rate berada di rentang 3,75-4,00 persen yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2008.

Hal ini dilakukan The Fed di tengah banyaknya tekanan dari pelaku pasar yang mendesak Jerome Powell untuk berhenti menaikkan tingkat suku bunga acuan yang berpotensi menghadirkan gelombang resesi.

Di sepanjang tahun 2022, terlihat pertumbuhan ekonomi AS sudah sangat melambat jika dibandingkan dengan tahun 2021 sehingga wajar jika banyak yang memproyeksikan AS akan segera kembali ke jurang resesi, tepatnya pada 2023.

“Kalau ternyata The Fed masih kekeh tancap gas dalam hal normalisasi tingkat suku bunga acuan, harga emas berpotensi ikut terkerek naik pada Desember tahun ini, mengulangi torehan positif dari bulan Desember tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Ada Santa Claus Rally Harga Emas Bisa Bullish? Read More »

news feed
Scroll to Top