harga emas comex

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Bisa Melesat, Menanti Sinyal The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini berpeluang melanjutkan kenaikan karena didukung oleh prospek bahwa para pejabat Federal Reserve (Fed) yang mendukung jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni dapat merealisasikan rencana tersebut.

Tim analis Monex Investindo Futures mencatat emas mampu menguat sebesar US$13,56 dan ditutup di level US$1.961,53 pada perdagangan Senin (5/6/2023) . Penguatan didukung data ekonomi dari AS yang membebani dolar AS. Sebelumnya data ketenagakerjaan AS yang kuat pada minggu lalu telah mendorong dolar AS, tetapi pada Senin, angka-angka dari data terbaru berlawanan arah dan membebani mata uang tersebut.

“Data yang dirilis pada Senin menunjukkan bahwa sektor jasa AS terus berekspansi pada Mei, Namun pada kecepatan yang lebih lambat dibandingkan pada April,” tulis Monex, Selasa (6/6/2023).

Data Jasa Institute for Supply Management (ISM) AS turun menjadi 50,3 pada bulan Mei dari 51,9 pada bulan April. Angka ini berada di bawah ekspektasi pasar 51,5. Indeks Ketenagakerjaan turun di bawah 50, dan indeks Harga yang Dibayar turun dari 59,6 menjadi 56,2.

Laporan ini menunjukkan bukti pelonggaran inflasi dan aktivitas yang lebih lambat, memberikan argumen bagi para pejabat Federal Reserve (Fed) yang mendukung jeda pada pertemuan Juni. Tingkat Imbal hasil obligasi AS turun setelah laporan tersebut.

Imbal hasil pada tenor 10 tahun berakhir mendatar pada Senin sementara suku bunga jangka pendek turun tipis. Pergerakan ini mencerminkan para pedagang berhenti sejenak untuk memikirkan kembali jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Harga emas diperkirakan masih akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan safe-haven tahun ini, terutama karena kondisi ekonomi global yang memburuk di tengah tekanan suku bunga yang tinggi.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Bisa Melesat, Menanti Sinyal The Fed Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, Dolar AS Terdorong Pagu Utang AS dan Data NFP

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini, Senin (5/6/2023) dipengaruhi sentimen menguatnya dolar AS akibat persetujuan pagu utang AS dan naiknya data pekerjaan (Nonfarm Payrolls/ NFP).

Harga emas global berakhir melemah US$29,26 pada hari Jumat (2/6/2023), ditutup di level US$1.947,97 per troy ounce, setelah rilis laporan ketenagakerjaan resmi AS, yang menunjukkan peningkatan Nonfarm Payrolls di atas ekspektasi.

Dolar AS bergerak naik pasca rilis data NFP, mencapai level tertinggi baru terhadap mata uang utama lainnya. Namun, momentum dolar mulai memudar seiring tingkat Imbal hasil obligasi AS melonjak tetapi kemudian mundur.

“Hal itu terjadi karena pasar menganalisis, apakah jumlah pekerjaan cukup kuat untuk menekan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lagi,” papar Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya.

Kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS juga menjadi faktor yang membebani harga emas, menyebabkan emas melemah pasca pergerakan volatil data NFP.

Data NFP menunjukkan AS menciptakan 339.000 pekerjaan pada bulan Mei, melebihi konsensus pasar 190.0000, menandai angka tertinggi dalam empat bulan.

BACA JUGA Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Stagnan, Termurah Masih Rp554.000 Daftar Harga Emas 24 Karat Antam Hari Ini Lengkap, Termurah Rp578.500 Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini di Pegadaian Kompak Turun, Termurah Rp554.000

Selain itu, angka bulan April direvisi lebih tinggi dari 253.000 menjadi 294.000. Tingkat pengangguran naik dari 3,4 persen menjadi 3,7 persen, dengan Partisipasi Angkatan Kerja tetap stabil di 62,6 persen.

“Di sesi Asia pagi ini, harga emas berpotensi masih dalam tekanan jual karena rilis laporan ketenagakerjaan resmi AS, yang menunjukkan peningkatan NFP di atas ekspektasi,” imbuh Monex.

Dari dalam negeri, harga emas 24 karat cetakan Antam dan UBS di Pegadaian stagnan pada hari ini, Senin, (5/6/2023), alias masih sama dengan harga kemarin. Namun, jika dibandingkan dengan dua hari sebelumnya pada Sabtu, (3/6/2023), harga emas masih mengalami penurunan.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Pegadaian, harga emas Antam 24 karat ukuran terkecil yakni 0,5 gram dibanderol seharga Rp594.000, atau sama dibandingkan harga Minggu, (4/6/2023).

Sementara itu, emas cetakan UBS 24 karat dengan ukuran yang sama dibanderol Rp554.000. Selanjutnya, emas cetakan Antam 24 karat ukuran 1 gram, Pegadaian menjual dengan harga Rp1.084.000 atau turun Rp8.000 dibanding dua hari sebelumnya. Sedangkan emas UBS ukuran sama dibanderol seharga Rp1.039.000 atau turun Rp12.000 dari dua hari sebelumnya.

Harga Emas Hari Ini, Dolar AS Terdorong Pagu Utang AS dan Data NFP Read More »

news feed

Harga Emas Turun 3 Hari Beruntun, Ada Risalah Terbaru The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas turun lagi pada akhir perdagangan Rabu (24/5/2023) waktu setempat, memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut, karena dolar AS yang menguat.

Penguatan greenback didukung tanda-tanda terbaru dari ekonomi AS yang tangguh, sementara kegelisahan atas pembicaraan pagu utang AS memicu investor pindah ke safe haven dolar AS.

Mengutip Antara, Kamis (25/5/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$9,90 atau 0,50 persen menjadi ditutup pada US$1.964,60 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.987,90 dan terendah di US$1.958,40.

Emas berjangka jatuh US$2,70 atau 0,14 persen menjadi US$1.974,50 pada Selasa (23/5/2023), setelah terpangkas US$4,40 atau 0,22 persen menjadi US$1.977,20 pada Senin (22/5/2023), dan terangkat US$21,80 atau 1,11 persen menjadi US$1.981,60 pada Jumat (19/5/2023).

Dolar mencapai tertinggi baru dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Rabu (24/5/2023), dengan Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,38 persen menjadi 103,8847 pada pukul 15.00 waktu setempat.

Kebuntuan atas negosiasi plafon utang AS di Washington juga mendorong permintaan safe-haven untuk emas sehingga menahan penurunan lebih lanjut, karena para pedagang memposisikan diri untuk perlambatan aktivitas ekonomi global tahun ini.

Negosiasi yang konsisten antara anggota parlemen Demokrat dan Republik sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan untuk menaikkan batas pengeluaran AS dan menghindari gagal bayar. Ini datang menjelang tenggat waktu Juni untuk gagal bayar, yang bisa menimbulkan konsekuensi mengerikan bagi ekonomi global.

Tak lama setelah lantai perdagangan emas ditutup, Federal Reserve merilis risalah pertemuan 2-3 Mei. Dalam diskusi mereka tentang prospek kebijakan, beberapa pejabat mengatakan bahwa jika ekonomi berkembang seperti yang mereka harapkan, penguatan kebijakan lebih lanjut setelah pertemuan ini mungkin tidak diperlukan.

Hanya beberapa pejabat yang mengatakan bahwa menurut mereka pengetatan kebijakan tambahan “kemungkinan besar”.

Beberapa pejabat Fed mengatakan Federal Reserve harus mengkomunikasikan bahwa pemotongan suku bunga tidak mungkin terjadi tahun ini dan kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak dikesampingkan.

Federal Reserve mempertahankan perkiraannya untuk resesi ringan pada 2023.

Investor sedang menunggu rilis produk domestik bruto AS pada Kamis waktu setempat, dan data inflasi pada Jumat (26/5/2023).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 38,40 sen atau 1,63 persen, menjadi ditutup pada US$23,24 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terpangkas US$28,10 atau 2,66 persen, menjadi menetap pada US$1.029,50 per ounce.

Harga Emas Turun 3 Hari Beruntun, Ada Risalah Terbaru The Fed Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Berpeluang Lanjutkan Penguatan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global menguat pada akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (19/5/2023) setelah pembicaraan untuk menaikkan pagu utang AS terhenti.

Sentimen jeda negosiasi pagu utang AS mendorong dolar AS lebih rendah untuk pertama kalinya dalam lima sesi, sehingga membantu safe haven emas untuk reli.

Mengutip Antara, Senin (22/5/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$21,80 atau 1,11 persen menjadi ditutup pada US$1.981,60 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.987,40 dan terendah di US$1.956,30.

Emas berjangka terjungkal US$25,10 atau 1,26 persen menjadi US$1.959,80 pada Kamis (18/5/2023), setelah merosot US$8,10 atau 0,41 persen menjadi US$1.984,90 pada Rabu (17/5/2023), dan anjlok US$29,70 atau 1,47 persen menjadi US$1.993 pada Selasa (16/5/2023).

Setelah penurunan tiga sesi menyentuh level terendah tujuh minggu, emas rebound secara teknis. Emas mencatat kerugian 1,9 persen untuk minggu ini, kerugian mingguan terbesar sejak awal Februari 2023.

Adapun dolar AS jatuh pada Jumat karena investor bertaruh pada Fed yang kurang hawkish dan negosiasi batas utang AS tiba-tiba terhenti, dengan Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,37 persen menjadi 103,1924.

Presiden Joe Biden dan saingan utamanya dari Partai Republik di Kongres Kevin McCarthy sebelumnya mengatakan bahwa mereka lebih dekat dari sebelumnya untuk mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS sebesar US$31,4 triliun, dan bahwa kesimpulan dapat diambil paling cepat pada Minggu (21/5/2023) untuk menghindari gagal bayar federal atas pembayaran per 1 Juni.

Tetapi laporan media pada Jumat (19/5/2023) menunjukkan bahwa pembicaraan itu tidak menghasilkan apa-apa.

Sementara itu, dalam pidatonya di konferensi riset Fed pada Jumat, Presiden Federal Reserve New York John Williams menyatakan bahwa ekonomi suatu hari nanti dapat kembali ke era suku bunga sangat rendah yang ada sebelum pandemi Covid-19 pada awal 2020.

“Tidak ada bukti bahwa era suku bunga alami yang sangat rendah telah berakhir,” kata Williams.

Investor sedang menunggu risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk Mei yang akan keluar pada Rabu (24/5/2023), produk domestik bruto pada Kamis (25/5/2023), dan data inflasi utama pada Jumat depan (26/5/2023).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 42,70 sen atau 1,81 persen, menjadi ditutup pada US$24,06 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat US$17,50 atau 1,65 persen, menjadi menetap pada US$1.075,70 per ounce.

Sumber : Antara

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Berpeluang Lanjutkan Penguatan Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini di Tengah Rilis Data Ekonomi China

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini berpeluang menguat terdorong ekspektasi pelonggaran pengetatan moneter Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) dan data terbaru ekonomi China.

Tim Analis Monex Investindo Futures menilai harga emas akan bergerak naik di tengah outlook melemahnya dolar AS yang dipicu spekulasi The Fed akan menjeda siklus kenaikan suku bunga. Emas juga akan terdorong permintaan aset safe haven logam mulia di balik ketidakpastian isu plafon utang AS.

“Emas berpeluang dibeli selama bergerak di atas level support di US$2.025 per troy ounce, karena berpotensi bergerak naik membidik resistance terdekat di US$2.038 per troy ounce,” tulis Monex, Kamis (11/5/2023).

Namun, jika emas bergerak turun hingga menembus ke bawah level US$2.025 per troy ounce, emas berpeluang dijual karena berpotensi turun lebih lanjut menguji support selanjutnya di US$2.018 per troy ounce.

Mengutip Bloomberg, indeks dolar AS pagi ini tampak mendatar setelah jatuh pada perdagangan Rabu sementara yen memperpanjang kenaikan ke level terkuat dalam sekitar seminggu.

Imbal hasil obligasi Australia turun dan yield obligasi Selandia Baru sedikit berubah. Imbal hasil obligasi AS pun mendatar di awal perdagangan Asia setelah imbal hasil tenor dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan turun 11 basis poin pada Rabu usai data inflasi utama AS turun menjadi 4,9 persen pada April.

BACA JUGA Harga Emas Antam Hari Ini, Termurah Mulai Rp586.000 Harga Emas Pegadaian Kompak Naik Hari Ini, Kamis (11/5/2023), Cek Daftar Lengkapnya Harga Emas Perhiasan Berbeda dengan Emas Antam, Ini Penyebabnya

Data inflasi AS terakhir adalah pembacaan pertama yang mencapai level di bawah 5 persen dalam dua tahun dan di bawah ekspektasi konsensus. Inflasi inti tetap di 5,5 persen.

“Pasar membutuhkan lebih banyak data Indeks Harga Konsumen untuk mengklarifikasi bahwa inflasi pasti menurun,” kata Priya Misra, kepala strategi suku bunga global di TD Securities.

Investor di Asia akan mengalihkan perhatian mereka ke data pertumbuhan harga konsumen dan produsen China yang dirilis hari ini. 

Indeks harga konsumen naik 0,1 persen bulan lalu dari tahun sebelumnya, menurut Biro Statistik Nasional China, dibandingkan dengan kenaikan 0,7 persen pada bulan Maret. Estimasi median dalam survei ekonom Bloomberg adalah untuk kenaikan 0,3 persen.

Sementara itu, Indeks HargaPprodusen turun 3,6 persen pada April setelah turun 2,5 persen di bulan sebelumnya. Itu lebih dari ekspektasi ekonom untuk penurunan 3,3 persen.

Angka April kemungkinan besar dipengaruhi oleh basis perbandingan yang tinggi dari tahun lalu. Harga konsumen telah meningkat pesat saat Covid mengunci kota-kota besar, ​​termasuk Shanghai, menekan rantai pasokan dan mendorong orang untuk menimbun makanan.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini di Tengah Rilis Data Ekonomi China Read More »

news feed

Harga Emas Turun, Sentimen Suku Bunga The Fed Memudar

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melemah pada akhir perdagangan Rabu (10/5/2023), menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut karena optimisme atas pemotongan suku bunga Federal Reserve memudar setelah laporan inflasi AS, memicu aksi ambil untung emas.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$5,80 atau 0,28 persen menjadi US$2.037,10 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.056,00 dan terendah di US$2.028,30.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu (10/5/2023) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,4 persen pada April, sejalan dengan ekspektasi pasar. Secara tahunan, tingkat inflasi adalah 4,9 persen, sedikit lebih rendah dari perkiraan dan turun dari kenaikan tahun-ke-tahun sebesar 5,0 persen pada Maret. Pembacaan inflasi tahunan di bawah 5,0 persen untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Dengan angka IHK yang sesuai dengan ekspektasi, para pedagang kecewa karena mereka tidak bisa mendapatkan gambaran pasti tentang waktu penurunan suku bunga dan jeda suku bunga. Para analis pasar berpendapat bahwa Federal Reserve dapat terus mengulur waktu dan menunggu kejelasan dari rilis data ekonomi mendatang selama beberapa bulan mendatang.

“Masih ada risiko Fed harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama… Emas akan membutuhkan lebih banyak penurunan suku bunga untuk menjadi harga yang agresif guna melanjutkan reli,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, mengutip Antara.

Tetapi beberapa analis mengatakan emas dapat mencoba mencapai rekor tertinggi, mengingat kekhawatiran ekonomi yang terus-menerus, termasuk potensi gagal bayar jika plafon utang AS tidak dinaikkan.

Lebih banyak perhatian harus diberikan pada keadaan sistem perbankan dan kecerobohan dalam pembicaraan plafon utang,” kata analis StoneX Rhona O’Connell.

Fokus pasar sekarang bergeser ke indeks harga produsen April yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat untuk petunjuk lebih lanjut.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 24 sen atau 0,93 persen, menjadi ditutup pada 25,658 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 3,10 dolar AS atau 0,28 persen, menjadi menetap pada 1.119,10 dolar AS per ounce.

Menurut ahli strategi Macquarie Group Ltd., Marcus Garvey, emas mungkin bereaksi lebih kuat terhadap inflasi IHK yang lebih panas dari perkiraan,

“Posisi risiko untuk emas jelas merupakan angka yang lebih kuat yaitu tekanan pada Fed, emas mengalami penurunan lagi. Menurut saya berkurangnya peluang pelonggaran kebijakan kini mendominasi,” katanya.

Sementara itu, krisis plafon utang AS makin memperburuk sentimen investor. Kegagalan untuk menemukan resolusi menghadirkan risiko nyata terhadap posisi dolar, dan sebaliknya, meningkatkan daya tarik emas.

Namun, jalan ke depan tidak pasti, dengan investor menimbang keadaan ekonomi. Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams pada Selasa mengatakan dia sedang memantau bagaimana ketegangan di sektor perbankan memengaruhi ekonomi AS dan membiarkan peluang suku bunga ditahan bulan depan.

Tim analis Monex Investindo Futures menilai emas berpeluang bergerak naik terdorong outlook pelemahan dolar AS yang dipicu oleh ketidakpastian isu plafon utang AS. Namun, sebaiknya pasar mewaspadai pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat Fed.

Harga Emas Turun, Sentimen Suku Bunga The Fed Memudar Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Terimbas Keperkasaan Dolar AS

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini berpotensi melemah terdampak prospek penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

Tim Analis Monex Investindo Futures menilai emas berpeluang bergerak turun dalam jangka pendek di tengah outlook menguatnya dolar AS dan tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS. Kondisi ini seiring meredanya kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS.

“Pada hari ini pasar akan mencari katalis dari pidato anggota The Fed seperti Philip Jefferson pada pukul 19:30 WIB dan John Williams pada pukul 23:05 WIB,” tulis analis Monex, Selasa (9/5/2023).

Sementara itu, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, naik US$8,40 atau 0,41 persen menjadi ditutup pada US$2.033,20 per ounce pada akhir perdagangan Senin (8/5/2023). Selama perdagangan kemarin, emas sempat menyentuh level tertinggi sesi di US$2.037,10 dan terendah di US$2.022 per troy ounce.

“Pasar benar-benar hanya mendiskon setelah laporan gaji Jumat lalu,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, mengatakan seperti dikutip oleh Antara. Ia merujuk pada aksi jual yang telah membuat harga emas hampir tiga persen di bawah level rekor yang dicapai minggu lalu.

Dari sentimen luar negeri, China diperkirakan akan melaporkan pertumbuhan ekspor bulan April karena permintaan global meningkat. Ekonomi terbesar kedua di dunia ini mengejutkan pasar ketika ekspornya melebihi perkiraan pada bulan Maret.

Mengutip Bloomberg, dolar AS merayap lebih tinggi di awal perdagangan Asia pagi ini, menuju kenaikan hari kedua. Greenback membalikkan kerugian sebelumnya pada Senin setelah Survei Opini Pejabat Pinjaman Senior Federal Reserve mengisyaratkan pasar kredit sedikit mengetat, sementara permintaan pinjaman bisnis melemah. Imbal hasil obligasi Australia dan Selandia Baru dibuka lebih tinggi pada perdagangan Selasa.

Adapun imbal hasil obligasi pemerintah AS sedikit berubah pada awal perdagangan hari ini setelah jatuh pada Senin karena investor mempertimbangkan apa yang diperlukan Bank Sentral The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Terimbas Keperkasaan Dolar AS Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini saat China Borong Terus Logam Mulia

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpeluang naik dalam jangka pendek di tengah outlook pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, China terus menumpuk aset safe-haven emas saat risiko geopolitik dan ekonomi memanas.

Tim riset Monex Investindo Futures menilai harga emas hari ini akan didorong oleh kekhawatiran terhadap ketidakpastian plafon utang AS setelah Menteri Keuangan AS pada Minggu mengeluarkan peringatan keras bahwa kegagalan Kongres untuk mencapai kesepakatan plafon utang dapat memicu krisis konstitusional yang akan mempertanyakan kelayakan kredit pemerintah Federal.

“Selain itu pasar juga terlihat mencemaskan krisis perbankan di Amerika Serikat,” tulis Monex dalam risetnyta, Senin (8/5/2023).

Bank Sentral China (The People’s Bank of China/PBOC) menambah cadangan emasnya selama enam bulan berturut-turut. Saat ini, cadangan emas PBOC telah menembus sekitar 2.076 ton di tengah tren meningkatnya risiko geopolitik dan ekonomi.

Menurut data Administrasi Valuta Asing Negara (SAFE), China meningkatkan kepemilikan emasnya sekitar 8,09 ton pada April 2023.

Total stok logam mulia Negeri Panda ini sekarang mencapai sekitar 2.076 ton, setelah PBOC meningkatkan cadangan sekitar 120 ton dalam lima bulan hingga Maret 2023. Ada tiga alasan mengapa PBOC menumpuk safe haven emasnya. Mengutip Bloomberg, Minggu (7/5/2023), PBOC membeli emas dalam jumlah besar dalam satu tahun terakhir untuk mendiversifikasi aset, serta untuk melindungi asetnya dari dampak melemahnya dolar AS dan inflasi yang merajalela.

BACA JUGA Data Aksi Borong Emas Bank Sentral Asia dalam 10 Tahun Terakhir Harga Emas Pegadaian Mandek Hari Ini, Antam Masih Rp1,08 juta per Gram Harga Emas Perhiasan Berbeda dengan Emas Antam, Ini Penyebabnya

Menurut World Gold Council, negara-negara seperti Singapura, China, dan Turki termasuk di antara pembeli terbesar emas selama kuartal I/2023. Aksi borong emas oleh para bank sentral global telah membantu harganya melesat mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

Pasar yang resah atas perlambatan ekonomi AS, ditambah lagi tekanan kredit pada bank regional AS juga salah satu faktor yang membuat investor memborong emas. Risiko geopolitik yang berasal dari hubungan China-Amerika yang kian rapuh juga meningkatkan daya tarik emas.

Aksi beli besar-besaran China mulai terekam pada November 2022. Ketika itu aksi belanja emas tersebut merupakan yang pertama sejak periode 10 bulan yang berakhir pada September 2019. Sebelumnya, aksi borong PBOC berakhir pada pengujung 2016.

Sementara itu, lonjakan cadangan emas China turut membuat cadangan devisa tersebut naik pada akhir April 2023 menjadi US$3,2048 triliun, atau naik US$20,9 miliar dari bulan sebelumnya.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini saat China Borong Terus Logam Mulia Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini di Tengah Euforia The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global berpotensi menguat pada perdagangan hari ini setelah Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve memberikan sinyal pelonggaran kenaika suku bunga.

Tim Analis Monex Investindo Future menilai ditopang oleh sentimen meredanya kenaikan suku bunga AS, harga emas masih berakhir menguat pada perdagangan Kamis (4/5/2023), dengan ditutup naik US$11,63 di level US$2.049,98 per troy ounce.

“Di sesi perdagangan Asia hari ini, harga emas berpotensi dibeli menguji resistance US$2.055. Namun jika bergerak turun ke bawah level US$2.047, emas berpeluang dijual menguji support US$2.043 per troy ounce,” tulis Monex, Jumat (5/5/2023).

Emas menguat kemarin setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang memutuskan target suku bunga acuan naik sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen, yakni pada kisaran 5-5,25 persen. Level ini menjadi level tertinggi sejak 2007.

Di saat yang bersamaan, China sebagai negara manufaktur mengumumkan bahwa data aktivitas manufaktur atau The Purchasing Managers Index (PMI) turun pada April 2023 ke level 49,2. Realisasi tersebut lebih rendah dari periode Maret 2023 yang berada di level 51,9 atau kontraksi yang pertama sejak Desember 2022.

Padahal, China tahun ini tengah menggaungkan kampanye Open Border usai dihantam pandemi Covid-19.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan kedua sentimen tersebut mendukung harga emas. Suku bunga The Fed berada di level tertinggi dalam 16 tahun namun diperkirakan telah mencapai puncaknya. Usai pertemuan FOMC, ekspektasi pasar untuk The Fed menurunkan suku bunga tahun ini meningkat menjadi 75 persen.

“Harapan pada The Fed mengakhiri siklus pengetatan ini mendukung harga emas. Data PMI China yang terkontraksi setelah pembukaan kembali ekonomi mereka mencerminkan ketidakpastian yang nyata pada perekonomian global,” ujar Lukman kepada Bisnis, Kamis (4/5/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan data Caixin menunjukkan lemahnya pemesanan yang memicu penurunan pada produksi. Ekonomi China diperkirakan akan menyumbangkan setengah dari pertumbuhan ekonomi global, apabila ekonomi China tidak sebagus yang diharapkan, maka perkeonomian global akan semakin terpuruk.

“Kemerosotan ekonomi global akan mendukung investor untuk mengalihkan aset mereka ke safe haven emas,” katanya.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini di Tengah Euforia The Fed Read More »

news feed

Harga Emas Turun Tinggalkan Level US$2.000

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas turun pada akhir perdagangan Rabu (26/4/2023) waktu setempat, menghentikan kenaikan dua hari beruntun setelah menembus level psikologis US$2.000 didorong oleh kekhawatiran baru seputar gejolak perbankan AS dan data ekonomi AS teranyar. 

Mengutip Antara, Kamis (27/4/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$8,50 atau 0,42 persen menjadi ditutup pada US$1.996,00 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.020,20 dan terendah di US$1.993,70.

Emas berjangka terdongkrak US$4,70 atau 0,24 persen menjadi US$2.004,50 pada Selasa (25/4/2023), setelah menguat US$9,30 atau 0,47 persen menjadi US$1.999,80 pada Senin (24/4/2023), dan anjlok US$28,60 atau 1,42 persen menjadi US$1.990,50 pada Jumat (21/4/2023).

Saham First Republic Bank mencapai rekor terendah setelah sebuah laporan mengatakan pemerintah AS tidak mau campur tangan dalam proses penyelamatan pemberi pinjaman bermasalah.

“Itu adalah katalis harga emas untuk kembali ke level yang sedikit lebih tinggi,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Data ekonomi yang dirilis Rabu (26/4/2023) mengurangi daya tarik emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama AS tumbuh 3,2 persen pada Maret setelah jatuh dari revisi 1,2 persen pada Februari. Para ekonom memperkirakan pesanan barang tahan lama naik 0,8 persen.

Defisit perdagangan barang-barang AS menyusut 8,4 persen pada Maret ke level terendah empat bulan sebesar US$84,6 miliar, berpotensi memberikan sedikit dorongan untuk produk domestik bruto pada kuartal pertama yang akan dirilis Kamis. Defesit perdagangan barang-barang turun dari 92 miliar dolar AS pada Februari.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS pulih dari level terendah hampir dua minggu, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Para pedagang sekarang fokus pada data PDB triwulanan AS yang akan dirilis pada Kamis, diikuti oleh indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti pada Jumat (28/4/2023), pengukur inflasi pilihan Fed.

Pasar memperkirakan peluang 3-dalam-4 bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 2-3 Mei.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 0,60 sen atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada US$24,876 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat US$7,80 atau 0,71 persen, menjadi menetap pada US$1.106 per ounce.

Harga Emas Turun Tinggalkan Level US$2.000 Read More »

Headline

Harga Emas Hari Ini Senin 3 April 2023, Investor Beralih ke Dolar AS

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berisiko tertekan pada Senin (3/4/2023) menyusul aksi beli dolar AS karena meredanya kekhawatiran krisis perbankan di Paman Sam.

Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas berpeluang bergerak turun menguji level support US$1.953. Harga emas tertekan aksi beli dolar AS.

“Harga emas tertekan dipicu oleh aksi beli dolar AS di tengah meredanya kekhawatiran krisis perbankan berpeluang menekan turun harga emas,” papar Monex.

Pagi ini Senin (3/4/2023), harga emas berpeluang dijual untuk menguji level support US$1.953 selama harga tidak mampu menembus level resistance US$1.964.

Namun, kenaikan lebih tinggi dari level resistance tersebut berpeluang memicu aksi beli terhadap harga emas menguji level resistance selanjutnya US$1.970.

Level Support: 1964 – 1967 – 1970

Level Resistance: 1959 – 1956 – 1953

Harga Emas Hari Ini Senin 3 April 2023, Investor Beralih ke Dolar AS Read More »

news feed
Scroll to Top