harga emas comex

Harga Emas Hari Ini, Senin (20/11/2023) Sentimen The Fed Mereda

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini (20/11/2023) berisiko mengalami aksi ambil untung (profit taking) karena meredanya sentimen konflik Timur Tengah antara Israel-Palestina. Di sisi lain, investor masih memantau aksi lanjutan The Fed terkait kebijakan suku bunga.

Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas (XAUUSD) melesat US$42,48 sepanjang pekan lalu ke US$1.980,72 per troy ons. Bahkan, harga emas sempat menyentuh US$1.993, mendekati level psikologis US$2.000 per troy ons.

Pada perdagangan Senin (20/11/2023) pukul 08.45 WIB, harga emas spot naik 0,02% menjadi US$1.981,28 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Desember 2023 stagnan di posisi US$1.984,70 per troy ounce.

“Kenaikan harga emas tersebut dipicu ekspektasi suku bunga di Amerika Serikat (AS) pasca rilis serangkaian data termasuk inflasi (consumer price index/CPI) yang pertumbuhannya melambat. Pelaku pasar kini yakin 100% bank sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga lagi, hal tersebut terlihat di perangkat FedWatch milik CME Group,” jelas Monex.

Pada perdagangan sesi Asia Senin (20/11/2023), kabar perang Israel dan Hamas di Gaza bisa mempengaruhi harga emas. Keduanya diprediksi akan mencapai kesepakatan soal sandera pada pekan ini. Sebanyak 200 orang yang disandera Hamas diperkirakan akan dibebaskan, dan bisa saja perang akan dihentikan sementara.

Kabar baik tersebut tentunya membuat daya tarik emas sebagai safe haven menurun dan bisa memberikan tekanan. Apalagi kenaikan tajam pada pekan lalu juga bisa membuat pelaku pasar tergoda melakukan profit taking.

Dari dalam negeri, harga emas cetakan Antam dan UBS hari ini di Pegadaian terpantau stagnan pada perdagangan hari ini, Senin (20/11/2023). Emas cetakan termurah yakni UBS 0,5 gram dibanderol seharga Rp585.000.

Mengacu data di laman resmi Pegadaian, harga emas termurah hari ini adalah cetakan UBS ukuran 0,5 gram yang dihargai Rp585.000, masih sama dibandingkan harga kemarin. Sementara itu, untuk emas cetakan Antam ukuran sama dibanderol Rp613.000, tidak bergerak dari harga sebelumnya.

Selanjutnya, Pegadaian juga menyediakan emas dalam ukuran 1 gram yang dibanderol seharga Rp1.124.000 untuk cetakan Antam atau masih sama dengan harga kemarin, sedangkan emas UBS ukuran 1 gram dihargai Rp1.096.000 atau stagnan.

Harga Emas Hari Ini, Senin (20/11/2023) Sentimen The Fed Mereda Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 2 November 2023, The Fed Tahan Suku Bunga

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini diperkirakan akan mengalami jenuh beli setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan stabil di kisaran 5,25%-5,5% pada pertemuan yang digelar 31 Oktober-1 November 2023.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan secara teknikal setelah membentuk pola reversal pattern double top, emas kini semakin menjauhi level tertinggi lima bulan, Kemampuan harga menembus level support daily juga menjadi sinyal bahwa potensi penurunan masih tetap terbuka.

“Dengan menggunakan pola zigzag, struktur penurunan juga kian tampak, adanya pola harga lower high dan diikuti dengan dengan lower low menjadi sinyal penurunan harga emas,” tulis analis Monex, Kamis (2/11/2023).

Analis Monex menambahkan emas masih memiliki kesempatan turun lantaran saat ini harga berada pada channel down pattern dan indikator stochastic juga menunjukkan peluang jual karena garis merah dan biru berpotongan di area jenuh beli. Bila terus bergerak turun maka emas berpeluang menuju level support US$1.974,90 per troy ounce.

Sentimen dari mancanegara khususnya AS tertuju pada keputusan Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap stabil tetapi membuka kemungkinan kenaikan lebih lanjut, dalam pernyataan kebijakan yang mengakui kekuatan ekonomi AS cukup mengejutkan.

“Saat bayangan faktor makro [dari kekuatan dolar, meningkatnya ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan berkurangnya tekanan inflasi] tetap ada setelah pertemuan The Fed, lalu faktor geopolitik telah lebih dari cukup untuk mengimbanginya,” kata analis Standard Chartered, Suki Cooper, mengutip Reuters, Kamis (2/10/2023).

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tidak memikirkan penurunan suku bunga saat ini.

Pekan ini, harga emas sedikit turun setelah melampaui level penting US$2.000 pada Jumat pekan lalu. Emas batangan naik lebih dari 7% pada Oktober 2023, dibantu oleh kuatnya permintaan safe-haven akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah.

Setelah keputusan The Fed, dolar AS mempertahankan penguatannya sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun ke posisi terendah dalam dua minggu.

Para pedagang menambahkan spekulasi bahwa bank sentral telah selesai menaikkan suku bunga mereka dan akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni tahun depan.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas.

“Kombinasi dari suku bunga yang lebih rendah, melemahnya dolar AS, dan pembelian sektor resmi yang kuat akan membantu emas dalam jangka panjang,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Harga Emas Hari Ini, 2 November 2023, The Fed Tahan Suku Bunga Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 26 Oktober 2023, Dekati Level Psikologis US$2.000

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini masih berpotensi menguat selama bergerak di dalam channel bullish dengan membidik resistance terdekat di area US$1.987,10 sebelum membidik resistance kuat di US$1.991,22 per troy ounce.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan secara teknikal potensi untuk kenaikan harga emas juga didukung oleh pergerakan indikator stochastic yang bergerak ke atas.

“Harga emas juga berpeluang bergerak naik selama bergerak di atas level US$1.980.09 atau area dari Simple Moving Average 50 yang dapat bertindak sebagai level support terdekat,” tulis analis Monex dalam risetnya, Kamis (26/10/2023).

Penguatan harga emas didukung oleh berlanjutnya konflik Israel vs Hamas, sembari investor menantikan data ekonomi utama Amerika Serikat (AS) terbaru sebagai petunjuk lebih lanjut mengenai jalur kebijakan Bank Sentral Federal Reserve.

“Kekhawatiran geopolitik tidak akan hilang dalam jangka pendek, yang akan terus mendukung emas,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, mengutip Reuters.

Militer Israel mengintensifkan pemboman di Gaza selatan semalam, di tengah seruan internasional untuk menghentikan pertempuran.

Membatasi kenaikan emas batangan, indeks dolar dan benchmark imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis.

Perhatian investor beralih ke angka PDB kuartal ketiga AS yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat dan indeks harga PCE AS pada Jumat yang dapat berdampak pada prospek suku bunga Federal Reserve.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pasar secara luas mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunganya pada pertemuan kebijakan bulan depan, menurut alat CME FedWatch.

“Jika data menunjukkan perlambatan, hal ini akan memberikan lebih banyak alasan bagi The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga, yang seharusnya sangat mendukung emas dan melihat harga kembali di atas US$2.000,” tambah Haberkorn.

Harga Emas Hari Ini, 26 Oktober 2023, Dekati Level Psikologis US$2.000 Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 25 Oktober 2023, Bertahan di Zona Bullish

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini berpeluang menguat selama harga masih bergerak di dalam channel bullish dengan membidik resistance terdekat di US$1.980,76 sebelum menargetkan resistance kuat di US$1.987,87 per troy ounce.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan secara teknikal potensi untuk kenaikan harga emas ditopang oleh pergerakan indikator stochastic oscillators yang bergerak ke atas setelah garis-garisnya bersilangan dari area jenuh jual.

“Arah pergerakan harga emas juga tampak pada indikator Parabolic SAR [stop and reverse] yang menunjukkan titik-titik merah berada di bawah candle untuk lima candle terakhir. Selain itu, potensi kenaikan harga emas juga dapat ditopang oleh pergerakan indikator MACD yang berada di zona bullish,” tulis analis Monex, Rabu (25/10/2023).

Sementara itu, analis masih optimistis bahwa emas memiliki peluang menembus level psikologi US$2.000 per troy ounce.

“Kami melihat beberapa aksi ambil untung di awal sesi dan kemudian para pedagang datang untuk membeli saat penurunan. Sehingga US$2.000 masih mungkin terjadi dalam jangka pendek atau bahkan rekor tertinggi baru jika terjadi eskalasi krisis di Timur Tengah,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals sebagaimana dikutip Reuters.

Harga emas telah naik sekitar 9% dalam dua minggu terakhir, mencapai level tertinggi dalam lima bulan di US$1,997.09 pada 20 Oktober, sebuah reli yang terutama dipicu oleh arus masuk safe-haven di tengah kekhawatiran akan meluasnya perang Israel dengan kelompok militan Hamas.

Namun, analis investasi senior di broker forex XM Marios Hadjikyriacos menilai ketidakmampuan emas untuk menguat pada minggu ini adalah sinyal bahwa permintaan safe-haven mulai berkurang, karena pasar belajar untuk hidup dengan ketegangan di Timur Tengah.

Membatasi kenaikan emas batangan, indeks dolar (DXY) menguat terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Fokus pasar tertuju pada angka PDB kuartal ketiga AS yang dirilis Kamis (26/10/2023) dan indeks harga PCE AS pada Jumat (27/10/2023) yang dapat memengaruhi prospek suku bunga Federal Reserve.

“Arah emas di masa mendatang akan terkait dengan arah suku bunga. Jika perekonomian melemah, dan ada pandangan di pasar bahwa kita sedang memasuki resesi, maka suku bunga kemungkinan akan turun dan harga emas kemungkinan akan naik,” kata Chris Mancini, manajer portofolio asosiasi Gabelli Gold Fund.

Harga Emas Hari Ini, 25 Oktober 2023, Bertahan di Zona Bullish Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 24 Oktober 2023, Berlindung di Aset Safe Haven

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini berpeluang menguat selama harga masih berada di dalam channel bullish dengan membidik resistance terdekat di area US$1.981,81 sebelum menargetkan resistance kuat di US$1.987,87 per troy ounce.

Menurut tim analis Monex Investindo Futures, secara teknikal potensi untuk kenaikan harga emas juga terlihat dari pergerakan indikators stochastic oscillators yang bergerak ke atas setelah garis-garisnya bersilangan di area jenuh jual.

Sementara itu, permintaan safe-haven diperkirakan akan terus mendorong harga emas lebih tinggi setelah periode konsolidasi yang singkat.

“Kami yakin ketegangan geopolitik dan ketidakpastian di Timur Tengah akan terus mendorong harga lebih tinggi,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (24/10/2023).

Emas batangan telah melonjak sekitar 9% dalam dua minggu terakhir karena investor berusaha melakukan lindung nilai terhadap risiko eskalasi perang Israel-Hamas yang lebih luas.

“Meskipun bukan merupakan sinyal negatif, hal ini merupakan tanda bahaya dan momentum bagi emas yang sebelumnya ada belum pulih pada awal perdagangan minggu ini yang dapat menyebabkan beberapa aksi ambil untung,” kata Craig Erlam, analis pasar senior OANDA dalam sebuah catatan.

Fokus investor pekan ini juga tertuju pada indeks harga PCE AS yang akan dirilis pada Jumat sebagai ukuran inflasi favorit Federal Reserve, dan angka pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal ketiga pada Kamis.

“Jika data inflasi lebih tinggi dari perkiraan, hal ini akan meningkatkan kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga, yang mana emas mungkin akan mengalami reaksi spontan terhadap penurunan tersebut, namun permintaan safe-haven akan mulai meningkat setelah itu,” tambah Meger.

Harga Emas Hari Ini, 24 Oktober 2023, Berlindung di Aset Safe Haven Read More »

news feed

Harga Emas Diprediksi Melesat Tersengat Perang Israel-Hamas

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global pekan depan diprediksi akan mengalami kenaikan pada perdagangan pekan depan periode 16-20 Oktober 2023. Sentimen utama yang paling berpengaruh terhadap kenaikan harga emas yakni konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hamas.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan Jumat, (13/10/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik US$58,50 atau 3,11% ke level US$1.941,50 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot naik 3,42% ke level US$1.932,82 per troy ounce.

“Apabila perang memanas dengan serangan darat Israel, maka harga emas akan kembali naik oleh permintaan safe haven investor,” ujar Lukman kepada Bisnis dikutip Minggu, (15/10/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, perang Israel-Hamas juga menyebabkan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Yield turun dan hal itu mendukung kenaikan harga emas.

Mengacu data Investing, pada penutupan Jumat (13/10/2023), US Treasury Yield tenor 10 tahun terkoreksi 1,71% ke level 4,61%.

“Harga emas diperkirakan akan kembali di atas US$1.900, dengan level support di US$1.850 dan resistance di US$1.950 per troy ounce,” pungkas Lukman.

Adapun, pada perdagangan sesi sebelumnya, Kamis, (12/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 27 September pada awal sesi perdagangan. Adapun harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,2% pada US$1.883 per troy ounce setelah rilis data inflasi AS.

Departemen Tenaga Kerja AS melapokan Indeks Harga Konsumen AS (CPI) September 2023 meningkat 0,4%, setelah kenaikan 0,3% pada bulan Agustus. Namun, harga konsumen secara tahunan telah turun dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022.

Alhasil, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% dari kenaikan suku bunga pada Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang tecermin sebelum rilis laporan tersebut.

Seperti diketahui, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih ditahan di level 5,25%-5,5% pada FOMC September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps sekali lagi ke level 5,75 hingga akhir tahun untuk menekan laju inflasi.

Harga Emas Diprediksi Melesat Tersengat Perang Israel-Hamas Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 4 Oktober 2023, Cermati Ketua DPR AS Kevin McCarthy Dipecat

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini berpotensi rebound setelah melemah selama berhari-hari akibat penguatan dolar AS dan meningkatnya imbal hasl obligasi pemerintah AS.

Tim analis Monex Investindo Futures mengatakan harga emas turun US$4,83 ke US$1.822,87 per troy ons pada perdagangan Selasa, setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah harian US$1.815,19 per troy ons. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 9 Maret lalu.

“Harga emas sempat mencoba rebound, tetapi gagal setelah data menunjukkan pembukaan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) meningkat pada Agustus,” tulis analis Monex, Rabu (4/9/2023).

Data dari JOLTs menunjukkan pada Agustus jumlah pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 9,6 juta, lebih banyak dari bulan sebelumnya 8,8 juta, dan mematahkan ekspektasi penurunan 8,6 juta di Trading Central.

Data tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat, dan menegaskan sikap bank sentral AS (The Fed) untuk kembali menaikkan suku bunga dan menahannya di level tinggi dalam waktu yang lama.

Meski demikian, kata analis Monex, isu politik di Amerika Serikat bisa menjaga kinerja emas, apalagi melihat posisinya di level terendah tujuh bulan.

Ketua DPR AS Kevin McCarthy dimakzulkan alias dilengserkan dalam pemungutan suara yang dilakukan Selasa waktu setempat. Pemakzulan ini menjadi yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat.

“Hal ini tentunya memicu ketidakstabilan politik, ada peluang harga emas akan naik di sesi Asia,” jelas Monex.

Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi buy untuk komoditas emas:

Entry Price: US$1.819,92 – US$1.824,85

• Level Support 1: US$1.819,12

• Level Support 2: US$1.813,32

• Level Resistance 1: US$1.827,09

• Level Resistance 2: US$1.833,18

Harga Emas Hari Ini, 4 Oktober 2023, Cermati Ketua DPR AS Kevin McCarthy Dipecat Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, 3 Oktober 2023, Rawan ke Level Terendah Imbas The Fed

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global berpotensi melanjutkan pelemahan hari ini, setelah mencatat penurunan tajam selama enam hari beruntun.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan harga emas kemarin tercatat turun US$20,71 ke US$1.827,70 per troy ons. Dalam enam hari perdagangan harga emas tercatat anjlok US$97,53 dan saat ini berada di level terendah sejak 9 Maret lalu.

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang berencana menaikkan suku bunga lagi membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (treasury) naik tajam. Treasury tenor 10 tahun kemarin mencapai 4,7 persen, tertinggi dalam 26 tahun terakhir.

“Emas dan treasury sama-sama dianggap sebagai aset aman [safe haven]. Bedanya, treasury memberikan imbal hasil, sementara emas tidak. Ketika yield treasury naik, maka emas menjadi kurang menarik,” tulis analis Monex, Selasa (3/10/2023).

Dari data luar negeri, indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS Global S&P pada September meningkat menjadi 49,8 dari 47,9 pada Agustus. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan 48,9.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan belanja AS pada proyek konstruksi naik 0,5 persen pada Agustus menjadi 1,98 triliun dolar AS. Para ekonom sebelumnya memperkirakan belanja konstruksi meningkat 0,6 persen pada Agustus.

Harga Emas Hari Ini, 3 Oktober 2023, Rawan ke Level Terendah Imbas The Fed Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, Senin (25/9/2023), Pantau Dolar AS

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas masih berisiko tertekan akibat peluang kenaikan suku bunga lanjutan Federal Reserve (The Fed) yang membuat dolar AS naik.

Pada perdagangan Senin (25/9/2023) pukul 08.00 WIB, harga emas spot turun 0,02 persen atau 0,39 poin menjadi US$1.924,84 per troy ounce.

Harga emas Comex kontrak Desember 2023 terkoreksi 0,07 persen atau 1,30 poin menuju US$1.944,30 per troy ounce. Federal Reserve pada Rabu (20/9/2023) mempertahankan suku bunga tidak berubah tetapi tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga sekali lagi pada pertemuan November.

Sinyal hawkish The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama memicu reli dolar AS dan mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, sehingga melemahkan harga emas.

“Kebijakan The Fed yang hawkish juga tidak terbukti terlalu populer di kalangan pembeli emas meskipun terdapat optimisme menjelang rilis tersebut. Emas menguat menuju 1.950 dolar AS menjelang keputusan tersebut, sejalan dengan nilai tertinggi dari awal bulan ini, sebelum mengembalikan keuntungan pra-rilis hari itu dan mengakhirinya di zona merah,” kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.

Federal Reserve memperkirakan perekonomian AS akan mengalami soft landing, dengan memperkirakan suku bunga The Fed akan turun dari 5,6 persen pada tahun 2023 menjadi 5,1 persen pada tahun 2024, dan PDB AS akan meningkat sebesar 2,1 persen pada tahun 2023 dan 1,5 persen pada tahun 2024.

The Fed selanjutnya memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2024, bukan empat kali.

Harga Emas Hari Ini, Senin (25/9/2023), Pantau Dolar AS Read More »

news feed

Harga Emas Hari Ini, Rabu (20/9/2023), Tunggu Putusan Fed

Bisis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak tipis jelang keputusan suku bunga Federal Reserve dan keputusan suku bunga bank-bank sentral utama lainnya minggu ini.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik 0,30 poin atau 0,02 persen menjadi US$1.953,70 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.958,90 dan terendah di US$1.950,90.

Pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve selama dua hari pada September diadakan pada Selasa (19/9/2021) dan akan berakhir pada Rabu, dengan pengumuman setelah pasar tutup, seperti dikutip dari Antara.

Investor sedang menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu waktu setempat. Para analis pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tetap stabil.

“Pedagang emas terjebak dalam mode menunggu dan melihat (wait-and-see) karena bank-bank sentral akan mengirimkan penentu harga emas,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada keputusan suku bunga yang harus diambil oleh The Fed, Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Jepang (BoJ).

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun berada sedikit di atas level tertinggi Agustus, berpotensi siap untuk mencapai siklus tertinggi baru. Fokus bagi pedagang emas akan dimulai pada The Fed, tetapi kemudian dengan cepat beralih ke keputusan kebijakan BoE dan BoJ.

Para pembuat kebijakan The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga ketika mereka bertemu pada 20 September, namun apa yang dikatakan Ketua Jerome Powell pada konferensi persnya pada Rabu akan diawasi dengan ketat sebagai petunjuk mengenai pemikiran The Fed untuk sisa tahun ini, terutama dengan adanya dua pertemuan kebijakan lagi yang dijadwalkan pada November dan Desember.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pembangunan perumahan baru di AS secara keseluruhan anjlok 11,3 persen menjadi 1,283 juta unit pada Agustus, padahal para ekonom memperkirakan merosot ke angka 1,440 juta unit.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa unit perumahan milik swasta AS yang disahkan berdasarkan izin mendirikan bangunan pada Agustus berada pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,543 juta unit, 6,9 persen di atas tingkat revisi pada Juli sebesar 1,443 juta unit, tetapi 2,7 persen di bawah tingkat pada Agustus 2022 sebanyak 1,586 juta unit.

Dala riset berbeda, Monex Investindo Futures melaporkan harga emas (XAUUSD) turun US$2,29 ke US$1.931,25 per troy ons pada perdagangan Selasa. Pergerakan emas juga cukup tipis menjadi indikasi pelaku pasar menanti pengumuman suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Sebelum The Fed, ada bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) yang akan mengumumkan suku bunga pada pukul 8:15 WIB. Forecast di Trading Central menunjukkan loan price rate tenor 1 tahun tetap sebesar 3,45 persen dan tenor 5 tahun sebesar 4,2 persen.

“Tanpa ada kejutan dari PBoC, harga emas masih akan bergerak volatil menjelang pengumuman suku bunga The Fed. Pada perdagangan sesi Asia Rabu (20/9/2023) harga emas berpotensi turun,” papar Monex.

Harga Emas Hari Ini, Rabu (20/9/2023), Tunggu Putusan Fed Read More »

news feed

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Setelah Amblas 5 Hari Beruntun

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global terus mengalami penurunan sampai akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (11/8/2023) waktu setempat, selama lima hari berturut-turut setelah kenaikan indeks harga produsen (IHP) AS sedikit lebih tinggi dari perkiraan.

Harga emas juga tertekan sentimen dolar AS yang lebih kuat dan menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS. 

Mengutip Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange terpangkas US$2,30 atau 0,12 persen menjadi ditutup pada US$1.946,60 per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di US$1.953,60 dan terendah di US$1.942,70.

Emas berjangka tergerus US$1,70 atau 0,09 persen menjadi US$1.948,90 pada Kamis (10/8), setelah terpangkas US$9,30 atau 0,47 persen menjadi US$1.950,60 pada Rabu (9/8), dan jatuh US$10,10 atau 0,51 persen menjadi US$1.959,90 pada Selasa (8/8).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (11/8) bahwa IHP AS, ukuran inflasi sebelum mencapai konsumen, naik 0,3 persen pada Juli bulan ke bulan dan 0,8 persen tahun ke tahun, menyusul kenaikan tahun ke tahun 0,2 persen pada Juni, kenaikan tahunan terendah sejak Agustus 2020.

Para analis pasar berpendapat bahwa kenaikan harga grosir AS pada Juli masih mencerminkan tren penurunan inflasi secara keseluruhan.

Harga lemas telah jatuh minggu ini meskipun laporan inflasi AS Kamis (10/8) lebih dingin dari perkiraan, karena kekhawatiran tentang potensi percepatan kembali tekanan inflasi, bersama dengan kekhawatiran bahwa imbal hasil obligasi dan dolar AS mungkin terus naik, telah meredupkan permintaan untuk logam mulia.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,3 persen menjadi 102,85. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 6 basis poin menjadi 4,162 peren dari 4,141 persen pada Kamis (10/8/2023) sore ketika Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan Fed memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjinakkan inflasi meskipun data terbaru menunjukkan harga-harga konsumen naik hanya 0,2 persen pada Juli.

Pembacaan awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan turun tipis menjadi 71,2 dalam dua minggu pertama Agustus setelah mencapai tertinggi 22 bulan di 71,6 di bulan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan indeks akan berada di 71,3.

“Emas melanjutkan penurunannya yang lambat menuju US$1.900 per ounce karena masih ada keraguan apakah Federal Reserve masih memiliki satu kenaikan suku bunga lagi dalam siklus saat ini, bahkan setelah data inflasi AS yang menggembirakan kemarin,” kata Rupert Rowling, analis pasar di Kinesis Money.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Setelah Amblas 5 Hari Beruntun Read More »

news feed
Scroll to Top