Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas melemah di tengah sikap wait and see pelaku pasar menunggu pidato Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Pada penutupan perdagangan Senin (6/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.846,85 per troy ons. Harga sang logam mulia melemah 0,44%.
Harga emas juga masih melemah tipis pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Selasa (7/3/2023) pukul 06: 30 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.846,15 per troy ons. Harganya melemah 0,04%.
Seperti diketahui, Powell akan menggelar sesi dengar pendapat dengan kongres AS pada hari ini dan besok (7-8/3/2023). Powell diharapkan bisa memberikan sinyal yang lebih jelas mengenai kebijakan bank sentral AS ke depan, apakah masih hawkish atau mengarah ke dovish.
“Sangat bijaksana bagi pasar untuk tidak terlalu terburu-buru mengingat ini adalah minggu yang penting yang dapat mengubah arah,” kata Quincy Krosby dari LPL Financial, di kutip CNBC International.
Kehadiran Powell di kongres berdekatan dengan akan dirilisnya sejumlah data penting di AS, mulai dari tenaga kerja pada akhir pekan dan inflasi pekan depan.
Data-data ini akan menjadi penentu dari arah kebijakan The Fed dalam menggelar pertemuan 21-22 Maret mendatang.
Pergerakan emas tentu saja akan sangat terpengaruh oleh pernyataan Powell. Pasalnya, apapun kebijakan The Fed bisa mempengaruhi naik turunnya emas.
“Jelas sekali pelaku emas kini tengah dalam mode wait and see. Namun, sepertinya tidak aka nada perubahan dalam kebijakan Powell. The fed kemungkinan akan menekankan pentingnya membawa inflasi ke target sasatan,” tutur analis dari UBS, Giovanni Staunovo, dikutip dari Reuters.
Kebijakan moneter yang ketat akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.
Kondisi ini tentu bukan yang hal yang bagus bagi pergerakan emas. Dolar AS yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau karena mahal.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga akan kalah saing dengan surat utang pemerintah AS.