Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas mulai naik secara perlahan. Pada perdagangan awal Maret, Rabu (1/3/2023), emas mengakhiri perdagangan di posisi US$ 1.836,81. Harganya menguat 0,53%.
Penguatan kemarin memperpanjang tren positif emas yang juga menguat tipis-tipis dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Dalam tiga hari perdagangan terakhir, harga emas melonjak 1,43%.
Sang logam mulia juga masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan Kamis (2/3/2023) pukul 06: 20 WIB, harga emas menguat tipis 0,06% ke posisi US$ 1.837,83 per troy ons.
Penguatan emas ditopang oleh sentimen positif dari China. Menggeliatnya ekonomi Tiongkok yang tercermin dalam aktivitas manufaktur langsung disambut gembira pelaku pasar.
Manufacturing purchasing managers’ index (PMI) China melonjak ke 52,6 pada Februari 2023, dari 50,1 pada Januari. Kenaikan indeks ini menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok semakin ekspansif.
Lonjakan PMI China bahkan mampu meredam keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS). Juga, sedikit meredam kekhawatiran pasar mengenai kelanjutan kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Indeks dolar ditutup di posisi 104,48 kemarin, turun 0,37% dibandingkan hari sebelumnya. Pelemahan dolar AS akan menguntungkan emas karena harganya semakin terjangkau untuk investasi.
China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Tiongkok juga merupakan konsumen terbesar untuk sejumlah komoditas seperti emas sehingga pergerakn ekonomi China diyakini bakal berdampak kepada emas.
“Pasar optimis dengan pemulihan ekonomi China menyusul data ekonomi mereka yang sangat kuat. Kondisi ini menghentikan rally dollar,” tutur analis Ross Norman, dikutip Reuters.
Norman memperkirakan data ekonomi China masih akan menopang pergerakan emas ke depan. Terlebih, permintaan emas secara fisik dari China juga masih melambung.
Data World Gold Council menunjukkan bank sentral China (The People’s Bank of China/PBoC) melakukan pembelian emas sebanyak 62,2 ton pada 2022. Pembelian dalam jumlah besar tersebut membuat cadangan emas mereka kini menyentuh di atas 2.000 ton untuk pertama kalinya dalam sejarah.
“Emas akan dicari lagi oleh aksi bargain hunting. Titik support emas kemungkinan ada di US$ 1.808,” imbuh Norman.