Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global naik pada Senin (5/6/2023), berbalik menguat dari kerugian akhir pekan lalu dipicu oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Harga emas juga terdorong ketidakpastian apakah Federal Reserve atau The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil bulan ini.
Harga emas paling aktif kontrak Agustus di divisi Comex New York Exchange naik US$4,70 atau 0,24 persen menjadi ditutup pada US$1.974,30 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.979,40 dan terendah di US$1.953,80.
Harga emas naik karena kekhawatiran atas melemahnya pertumbuhan ekonomi. Serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah dari AS, Eropa, dan China telah mendorong permintaan safe-haven pada emas.
Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Senin (5/6/2023) bahwa indeks manajer pembelian jasa (PMI) turun menjadi 50,3 pada Mei dari 51,9 pada April, memberikan dukungan untuk emas.
Federal Reserve akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter terbaru Rabu depan (14/6/2023). Pasar memperkirakan bank sentral akan menghentikan serangkaian kenaikan suku bunga baru-baru ini pada pertemuan bulan ini.
Indeks Aktivitas Bisnis PMI Jasa-jasa Global S&P akhir yang disesuaikan secara musiman tercatat 54,9 pada Mei, naik dari 53,6 pada April dan secara umum sejalan dengan perkiraan yang dirilis sebelumnya sebesar 55,1.
Departemen Perdagangan AS melaporkan Senin (5/6/2023) bahwa pesanan AS untuk barang-barang manufaktur naik 0,4 persen pada April. Para ekonom mengharapkan kenaikan 0,6 persen.
Harga emas diperkirakan masih akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan safe-haven tahun ini, terutama karena kondisi ekonomi global yang memburuk di tengah tekanan suku bunga yang tinggi.