Emas Hadapi Periode Genting, Harganya Jadi Galau

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas kian labil menjelang pengumuman kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan Senin (1/5/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.962,04 per troy ons. Harga sang logam mulia melemah 0,38%.

Pelemahan kemarin memperpanjang kinerja labil sang logam mulia di mana harga emas menguat dua kali dan melemah dua kali dalam empat perdagangan hari sebelumnya.

Pergerakan emas juga dalam rentang yang tipis tipis saja yakni di bawah 0,46%.

Harga emas menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Selasa (2/5/2023) pukul 06:21 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1982,83 per troy ons. Harganya menguat 0,04%.

Pergerakan emas yang tipis-tipis saja bisa dipahami mengingat pelaku pasar emas tengah galau menunggu hasil rapat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

The Fed menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mulai hari ini dan akan mengumumkan kebijakan moneternya Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Ekspektasi pasar sejauh ini memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps.

“Titik support emas di kisaran US$ 1.900 per troy ons. Pelaku pasar tidak akan meninggalkan titik support ini karena ada harapan The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada tahun ini,” tutur Han Tan, chief market analyst dari Exinity, dikutip dari Reuters.

Tan memperkirakan jika The Fed menahan suku bunga maak emas bisa kembali melonjak ke atas US$ 2.000.

The Fed sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 475 bps menjadi 4,75-5,0 bps sejak Maret 2022.
“Namun, jika The Fed kembali hawkish maka itu akan membuat pergerakan emas sangat berat,” tutur Ilya Spivak, dari Tastylive.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *