Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global berpeluang menguat pada perdagangan hari ini di tengah aksi jual dolar Amerika Serikat (AS) imbas kekhawatiran investor akan terjadinya krisis perbankan.
Tim Riset Monex Investindo Future menyebutkan, pelemahan dolar AS Dipicu oleh sentimen kembali munculnya kekhawatiran terhadap sektor perbankan berpeluang menopang kenaikan permintaan aset aman.
“Hari ini harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance US$1.998 selama harga bertahan di atas level support US$1.988 per troy ounce,” tulis Monex, Kamis (27/4/2023).
Kendati demikian, penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas untuk menguji level support selanjutnya US$1.983 per troy ounce.
Pada penutupan perdagangan, Rabu (26/4/2023) Harga emas tergelincir menghentikan kenaikan dua hari beruntun setelah menembus level psikologis US$2.000 didorong oleh kekhawatiran baru seputar gejolak perbankan AS dan data ekonomi AS teranyar.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$8,50 atau 0,42 persen menjadi ditutup pada US$1.996,00 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.020,20 dan terendah di US$1.993,70.
Emas berjangka terdongkrak US$4,70 atau 0,24 persen menjadi US$2.004,50 pada Selasa (25/4/2023), setelah menguat US$9,30 atau 0,47 persen menjadi US$1.999,80 pada Senin (24/4/2023), dan anjlok US$28,60 atau 1,42 persen menjadi US$1.990,50 pada Jumat (21/4/2023).
Saham First Republic Bank mencapai rekor terendah setelah sebuah laporan mengatakan pemerintah AS tidak mau campur tangan dalam proses penyelamatan pemberi pinjaman bermasalah.
“Itu adalah katalis harga emas untuk kembali ke level yang sedikit lebih tinggi,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Data ekonomi yang dirilis Rabu (26/4/2023) mengurangi daya tarik emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama AS tumbuh 3,2 persen pada Maret setelah jatuh dari revisi 1,2 persen pada Februari. Para ekonom memperkirakan pesanan barang tahan lama naik 0,8 persen.
Defisit perdagangan barang-barang AS menyusut 8,4 persen pada Maret ke level terendah empat bulan sebesar US$84,6 miliar, berpotensi memberikan sedikit dorongan untuk produk domestik bruto pada kuartal pertama yang akan dirilis Kamis. Defesit perdagangan barang-barang turun dari 92 miliar dolar AS pada Februari.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS pulih dari level terendah hampir dua minggu, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Para pedagang sekarang fokus pada data PDB triwulanan AS yang akan dirilis pada Kamis, diikuti oleh indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti pada Jumat (28/4/2023), pengukur inflasi pilihan Fed.
Pasar memperkirakan peluang 3-dalam-4 bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 2-3 Mei.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 0,60 sen atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada US$24,876 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat US$7,80 atau 0,71 persen, menjadi menetap pada US$1.106 per ounce.