Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas melemah pada penutupan perdagangan Kamis (3/8/2023), memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut, tertekan oleh meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS yang lebih kuat menyusul penurunan peringkat kredit AS oleh Fitch Ratings. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange merosot 6,20 dolar AS atau 0,31 persen menjadi menetap pada 1.968,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.974,50 dolar AS dan terendah sesi di 1.964,50 dolar AS. Emas berjangka tergelincir 3,80 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.975,00 dolar AS pada Rabu (2/8/2023), setelah anjlok 30,40 dolar AS atau 1,5 persen menjadi 1.978,80 dolar AS pada Selasa (1/8/2023), dan terangkat 9,30 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 2.009,20 dolar AS pada Senin (31/7/2023).
Harga emas telah terlihat sedikit meredup minggu ini, diperdagangkan jauh di atas posisi terendah akhir Juni di sekitar 1.910 dolar AS, ketika dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi pemerintah yang meningkat mengancam akan mendorongnya lebih rendah lagi.
Keputusan Fitch Ratings untuk menurunkan peringkat kredit AS dari AAA menjadi AA+ dan rencana Departemen Keuangan untuk menerbitkan utang 1 triliun dolar AS selama kuartal ketiga memicu kecemasan yang mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi pada Kamis (3/8/2023).
Imbal hasil AS naik lagi pada Kamis (3/8/2023), mendorong suku bunga 10 dan 30 tahun lebih jauh ke level tertinggi sejak November 2022, menurut data FactSet. Imbak hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun naik 11 basis poin menjadi 4,185 persen dari 4,077 persen pada Rabu (2/8/2023) sore, sedangkan imbal hasil 30-tahun naik 15 basis poin menjadi 4,308 persen.
“Penurunan peringkat Fitch telah menghidupkan kembali reli dolar. Sebagai langkah pertama, investor menyingkirkan aset-aset terlemah dalam portofolio mereka dengan membeli obligasi pemerintah dan dolar yang lebih likuid,” kata Alex Kuptsikevich, analis pasar senior di FxPro seperti dikutip Antara.
Pada tahun 2011, penurunan peringkat S&P AS memicu reli multi-tahun dalam dolar karena negara-negara lain bernasib lebih buruk, belum lagi obligasi korporasi yang lebih berisiko – hal serupa dapat terjadi kali ini, kata Kuptsikevich.
Namun, jalan panjang harus dimulai dengan “langkah pertama,” karena greenback telah berada di saluran menurun sejak November, jadi untuk mengonfirmasi pembalikan, ia harus naik di atas puncak lokal sebelumnya di 104,2, katanya dalam komentar melalui email pada Kamis (3/8/2023).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, menyentuh level tertinggi dalam hampir sebulan di atas 102,80 di sesi Eropa sebelum mundur ke area 102,50, dan turun 0,04 persen menjadi 102,5432 di akhir perdagangan.
Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS yang lebih kuat cenderung membebani emas, karena imbal hasil yang lebih tinggi memungkinkan investor memperoleh pengembalian yang lebih tinggi di tempat lain, dan dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.
Para pedagang sekarang menunggu laporan pekerjaan pemerintah untuk Juli pada Jumat waktu setempat, yang diharapkan menunjukkan ekonomi AS menambahkan 200.000 pekerjaan bulan lalu, turun dari 209.000 pada Juni, menurut para ekonom yang disurvei Wall Street Journal.