Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas mulai melandai setelah terbang tinggi. Pada perdagangan Rabu (19/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.9777,25 per troy ons. Harganya melemah tipis 0,08%.
Harga emas masih melemah pada hari ini. Pada perdagangan Kamis (20/7/2023) pukul 06:11 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.976,86 per troy ons atau melemah 0,02%.
Harga emas melemah setelah terbang tinggi pada Selasa.
Pada perdagangan Selasa (18/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.978,72 per troy ons. Harganya terbang 1,23%. Posisi penutupan kemarin menjadi yang tertinggi sejak 17 Mei 2023 atau dalam dua bulan terakhir.
Analis TD Securities menjelaskan emas melemah karena harga sang logam mulia sudah terbang tinggi. Pelaku pasar akan memilih menunggu sebelum memastikan bahwa data-data ekonomi AS memang mendukung bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melunak.
Pasar memang masih memproyeksi kenaikan suku bunga 25 bps pada bulan ini tetapi kenaikan tersebut diperkirakan akan menjadi yang terakhir
“Dengan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga minggu depan dan ada ketidakpastian data ekonomi setelahnya maka speculator enggan untuk membeli emas secara membabi buta. Emas pun tertahan memasuki bullish market,” tutur TD Securities, dikutop dari Reuter
Analis dari OANDA Edward Moya menjelaskan emas bisa melonjak ke kisaran US$ 2.000. Namun, level tersebut baru bisa dicapai jika The Fed memang sudah memastikan tidak akan menaikkan suku bunga.
Syarat lainnya adalah pulihnya ekonomi China. Tiongkok tengah menjadi sorotan karena ekonominya yang melambat. Padahal, China adalah konsumen terbesar emas sehingga akan sangat menentukan harga.
“Permintaan emas dari konsumen dan industri China diproyeksi akan sulit naik dalam jangka pendek sampai ekonomi China benar-benar pulih,” tutur Moya, kepada Reuters