Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas mulai melandai setelah terbang tinggi selama empat hari. Pada penutupan perdagangan Selasa (14/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.902,12 per troy ons. Harga sang logam mulia jatuh 0,58%.
Melandainya emas kemarin mengakhiri periode gemilang selama empat hari sebelumnya. Sejak Rabu (8/3/2023) hingga Senin pekan ini atau empat hari perdagangan tersebut, harga emas terbang 5,5%.
Emas bahkan mencatat kenaikan sebesar 2,43% sehari pada Senin kemarin. Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi sejak 10 November 2022 atau empat bulan terakhir di mana pada tanggal tersebut emas terbang 2,84% sehari.
Penguatan luar biasa pada Senin pekan ini juga membawa emas kembali ke level psikologis US$ 1.900 per troy ons lagi setelah terlempar dari level tersebut sejak 2 Februari 2023.
Harga emas terbang karena meningkatnya kekhawatiran pasar Amerika Serikat (AS) setelah krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Setelah turun tajam kemarin, harga emas naik tipis pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Rabu (15/3/2023) pukul 06:28 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.904,05 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,1%.
Analis dari TD Exinity Han Tan menjelaskan emas kembali melemah dan hanya naik tipis karena kekhawatiran atas krisis perbankan sudah mulai mereda.
Namun, dia mengingatkan emas masih berpotensi menguat jika krisis memburuk.
“Emas tengah mengambil nafas setelah melonjak luar biasa akibat kekhawatiran pasar. Selama ada risiko menyebarnya risiko krisis SVB maka aset aman seperti emas akan tetap jadi pilihan,” tutur Han Tan, dikutip dari Reuters.
Selain SVB, emas juga masih memiliki penopang lain berupa melandainya inflasi AS. Inflasi melandai ke 6% (year on year/yoy) pada Februari 2023, terendah sejak September 2021.
Melandainya inflasi dan krisis SVB semakin meningkatkan optimism pelaku pasar jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melunak.
The Fed diperkirakan hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pekan depan. The Fed sudah menaikkan suku bunga sebesar 450 bps sejak Maret tahun lalu menjadi 4,5-4,75%.
Jika The Fed melunak maka dolar AS akan melemah dan ini bakal menguntungkan emas karena harganya semakin terjangkau untuk dibeli sebagai investasi.