Jakarta, CNBC Indonesia – Sesuai dugaan, harga emas langsung tumbang setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyampaikan testimoni di depan senat AS.
Pada penutupan perdagangan Selasa (7/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.813,52 per troy ons. Harga sang logam mulia ambruk nyaris 2%.
Pelemahan tersebut adalah yang terbesar sejak 3 Februari 2023 saat emas melemah 2,45%.
Harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Rabu (8/3/2023) pukul 06: 28 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.814,04 per troy ons. Harganya menguat 0,03%.
Seperti diketahui, Powell menggelar sesi dengar pendapat dengan senat Komite Perbankan AS pada Selasa malam. Dia juga akan kembali menyampaikan testimoni di depan kongres malam nanti.
“Data ekonomi terkini menunjukkan (ekonomi) lebih kuat dibandingkan yang diperkirakan. Ini mengindikasikan kenaikan suku bunga sepertinya akan lebih tinggi dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya,” tutur Powell dalam dengar pendapat dengan senat Komite Perbankan kongres AS, dikutip dari Reuters.
Pernyataan Powell ini sontak membuat pelaku pasar emas kaget. Mereka memang sudah menduga Powell akan mengingatkan soal pentingnya menjaga inflasi dan kemungkinan kenaikan suku bunga.
“Pernyataan Powell ternyata jauh lebih sangat terang-terangan dan agresif dibandingkan pasar,” tutur Tai Wong, analis dari Heraeus Precious Metals, dikutip dari Reuters.
Kebijakan moneter yang ketat akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Kondisi ini tentu bukan yang hal yang bagus bagi pergerakan emas. Dolar AS yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau karena mahal.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga akan kalah saing dengan surat utang pemerintah AS.
“Powell menyatakan ‘pengetatan yang lebih cepat’ dan lebih mendesak bukan lagi mendorong (kenaikan suku bunga). Pernyataan ini tentu saja membuat logam mulia tertekan. Emas sudah melemah sejak Jumat lalu dan menjadi lebih tertekan karena pernyataan itu,” imbuh Tai Wong.