Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas kembali melonjak menyusul meningkatnya kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan Amerika Serikat (AS) serta harapan melunaknya kebijakan suku bunga di AS.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (19//5/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.976,56 per troy ons. Harganya melonjak 0,95%.
Harga emas masih menguat pada pagi hari. Pada perdagangan Senin (22/5/2023) pukul 06:42 WIB, harga emas di pasar spot internasional ada di posisi US$ 1.980,86 per troy ons. Harganya menguat 0,22%.
Harga emas sebenarnya jatuh pada sepanjang pekan lalu. Dalam lima hari perdagangan pekan lalu, emas melemah selama tiga hari. Secara keseluruhan, harga emas jatuh 1,72% sepekan.
Harga emas baru melonjak pada Jumat pekan lalu dan masih kencang pagi ini karena lagi-lagi pasar khawatir dengan kondisi perbankan AS.
Harapan melunaknya kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) juga menambah daya tarik emas.
Krisis perbankan masih menjadi kekhawatiran setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan kepada kepala eksekutif bank jika kemungkinan akan dibutuhkan lebih banyak merger setelah krisis perbankan.
Pernyataan Yellen ini membuat pasar khawatir jika krisis perbankan AS belum benar-benar berakhir.
Kondisi ini bisa memicu ketidakpastian sehingga emas sebagai aset aman makin dicari.
Emas makin bersinar setelah Chairman The Fed Jerome Powell, pada akhir pekan lalu, mengatakan jika krisis perbankan di AS bisa membuat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga setinggi mungkin demi inflasi.
Terlebih, The Fed harus menyeimbangkan ketidakpastian tentang dampak kenaikan biaya pinjaman akibat kenaikan di masa lalu ataupun krisis perbankan AS.
“Emas kini ada dalam kondisi bullish. Ke depan, harganya berpotensi bergerak dalam tren kenaikan,” tutur analis dari FXStreet, Ross J Burland.